Ekonomi Ala Rasulullah

in #indonesia5 years ago


KESEMPURNAAN Nabi Muhammad saw memang sudah teruji. Pengujian kesempurnaannya sudah terbukti di semua aspek kehidupan. Dari segi politik misalnya, beliau merupakan tokoh diplomasi yang berhasil menyatukan jazirah Arab. Sedangkan dari sisi kebudayaan, beliau merupakan tokoh yang berhasil mengangkat harkat dan martabat manusia. Disektor ekonomi pun, beliau merupakan sosok ekonom ulung, yang berhasil dalam membangun tatanan ekonomi yang jauh dari unsur ribawi.

Al-Qur'an dan tokoh-tokoh pemikir terdahulu telah mengabadikan kesempurnaannya. Surat Al-ahzab misalnya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Nabi Muhammadullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah (al-Ahzâb/33:21). Sedangkan Muham Taqra dalam bukunya yang berjudul Meneladani Sikap dan Perilaku Muhammad, dia menyebutkan bahwa Nabi Muhammad saw adalah teladan yang baik dalam berbagai aspek kehidupan (Muham Taqra, 2016).

Aktivitas Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari selalu bersentuhan dengan kegiatan ekonomi. Dunia perniagaan yang beliau tekuni selama hidupnya menjadi salah-satu bukti nyata perannya sebagai pelaku ekonomi saat itu. Bahkan, Nabi Muhammad pada usia 12 tahun sudah menjalankan bisnis ekonominya lewat perniagaan dengan skala internasional, yaitu: Suriah, Yordania dan Lebanon bersama pamannya Abu Thalib (Kamal Mustafa, 2013).

Puncak karier Nabi Muhammad SAW dari segi ekonomi adalah pada saat beliau berniaga atas harta Khatijah. Saat kerjasama itu berlangsung beliau melakukan ekspansi usaha ke beberapa negara di Timur Tengah, seperti: Bahrain, Yaman dan Oman. Saat itu, lewat aktivitas dagang, Rasul bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari yang dulunya serba terbatas, akan tetapi beliau mendapatkan reputasi yang baik sesama pengusaha. Bahkan beliau sanggup membawa mahar untuk Khatijah sebanyak 20 ekor unta. Bila kita kalkulasikan dalam bentuk emas untuk kondisi saat ini. Maka mahar yang Rasul bawakan untuk Khatijah saat itu kurang lebih sebanyak 120 mayam dengan harga emas Rp 2.000.000 per mayam.



Komitmen Kewirausahawan Nabi Muhammad
Menurut sebagian sejarawan Nabi Muhammad berhenti berniaga pada umur 37 tahun. Bila dihitung pada usia 12 tahun Nabi Muhammad mulai melakukan kegiatan ekonomi, maka total aktivitas Nabi Muhammad dalam dunia ekonomi sebanyak 25 tahun. Ini mengalahkan aktivitas beliau dalam berdakwah yang hanya 23 tahun, mulai dari umur 40 sampai dengan 63 tahun. Sekian lama beliau menekuni dunia kewirausahawan tentu banyak hal yang telah beliau lalui. Sehingga dapat dipahami bahwa keberhasilan beliau itu bukanlah keberhasilan karbitan. Akan tetapi itu merupakan keberhasilan yang sangat matang dengan melalui proses yang sangat maksimal.

Itulah komitmen Nabi dalam berwirausaha. Bahkan keberhasilan Muhammad SAW dalam perekonomian bukan hanya dari segi praktis. beliau telah melahirkan rambu-rambu ekonomi dari segi teoretis. Seperti larangan praktik monopoli dan larangan praktik ribawi. Barang siapa melakukan monopoli, maka dia adalah pendosa (HR Muslim). Barang siapa menimbun bahan makanan selama empat puluh malam, maka Allah akan berlepas darinya (HR Ahmad) (Kamal Mustafa, 2013).

Nabi Muhammad adalah sosok ekonom ulung yang berhasil dalam berniaga. Keberhasilannya juga tidak tanggung-tanggung, Muhammad SAW mendapatkan keuntungan dua kali lipat dalam setiap perniagaan, namun beliau tidak menggandakan harga pada satu jenis produk. Keuntungan yang Muhammad dapatkan lewat etika bisnisnya yang mengutamakan kemuliaan akhlak. Salah-satu misi yang di bawakan Muhammad SAW lewat aktivitas ekonominya adalah untuk membebaskan manusia dari ekonomi kapitalisme yang sarat dengan ketidakjujuran dan eksploitasi terhadap golongan yang lemah.

Proses perjalanan hidup Rasulullah memang sangat berkaitan erat dengan aktivitas perekonomian. Mulai dari seorang penggembala sampai menjadi seorang business man yang sukses. Hal ini penting untuk dikaji dan direfleksi kembali oleh generasi sekarang. Sehingga sejarah Nabi Muhammad SAW bukan hanya sekedar untuk bahan bacaan semata. Akan tetapi setiap peristiwa sejarah tersebut harus dihayati secara mendalam. Agar keteladanan yang beliau ajarkan bisa diaktualisasi dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dibidang ekonomi.



Teladani Secara Kaffah
Meneladani Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-sehari adalah kewajiban bagi setiap muslim. Keteladanan yang dimaksud bukanlah sekedar keteladanan ikut-ikutan, dalam artian keteladanan hanya sekadar tahu sebagai untuk bahan bacaan. Seharusnya keteladanan tersebut harus di ikuti secara kaffah. Penghayatan dan internalisasi nilai-nilai ekonomi yang sudah Rasul ajarkan adalah bagian terpenting untuk di teladani demi melahirkan ekonom-ekonom yang berakhlak uswah. Namun hal itu tidak akan tercapai kalau seandainya sejarah kehidupan Nabi Muhammad hanya dijadikan sebagai bahan bacaan belaka.

Muslim harus produktif, kalau Nabi Muhammad diusia 12 tahun sudah menjadi bagian dari pelaku ekonomi. Maka sudah sepantasnya bagi umat Muhammad untuk mengambil peranan dalam perekonomian, minimal pada umur 15 tahun. Umur 15 tahun adalah umur batasan taklif (usia akil baliq), dimana dalam pandangan Islam ketentuan-ketentuan Allah sudah dibebankan kepadanya. Maka pantas dan layak bagi muslim seumuran tersebut sudah mampu memenuhi ketentuan Allah dan mampu memenuhi kebutuhan pribadi.

Oleh karena itu, sudah saatnya keteladanan Nabi Muhammad diikuti secara komprehensif (secara kaffah). Jangan hanya berbicara tentang keteladanan Nabi Muhammad, hanya sebatas tentang spritualitas semata. Masih banyak hal-hal lain yang bisa digali lewat kisah perjalanan hidupnya. Ekonomi lewat aktivitas dagangnya merupakan salah-satu contoh aktivitas Rasul yang sangat layak untuk diikuti. Mudah-mudahan peristiwa yang terjadi selama proses perjalanan dalam kehidupan sehari-hari Rasulullah mampu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya dijadikan sebagai bahan bacaan sejarah, yang hanya untuk sekedar bahan bacaan semata. Wallahu’alam . . .

Catatan Malam, 30 Juni 2019.