Antropologi Linguistik, Dirimu Tergantung Bahasamu

in #linguisticanthropology7 years ago (edited)

Bahasa Mencerminkan Kesopanan
Antropologi linguistik (menurut @teukukemalfasya dalam tulisan “Antropolinguistik, menebah tanda-tanda kebudayaan” ) adalah kajian tentang manusia dan kebudayaan yang terkait dengan fungsi kebahasaan dan dinamika yang terdapat didalamnya. Dari beberapa fungsi dari antropologi linguistik adalah untuk menganalisis kesopan-santunan. Kesopanan adalah hal-hal berkenaan dengan cara bertingkah laku atau tutur kata yang wajar dan baik dalam kehidupan bermasyarakat.

Sebagai bagian dari unsur kebudayaan, bahasa memiliki andil penting dalam kehidupan manusia. Karena sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan interaksi antar sesama. Interaksi tidak akan dapat dilakukan tanpa adanya alat bantu. Dalam hal ini, perwujudan dari interaksi sangat dipengaruhi oleh suatu sarana sebagai alat bantu yaitu bahasa.

Kata-katamu Menggambarkan Dirimu
Bahasa sebagai wadah kebudayaan, bahasa merupakan sistem tanda sentral dalam kebudayaan. Kebudayaan sebuah masyarakat dapat di lihat dan di identifikasi melalui bahasa. Berbahasa dapat mencerminkan tingkat kesantunan seseorang. Lemah lembut dalam bertutur kata akan memperlihatkan kewibawaan seseorang. Perilaku seseorang dalam bertindak secara tidak langsung dapat di tebak berdasarkan tutur kata dalam berkomunikasi. Bagaimanapun penampilan seseorang, ketika sudah berdialog dengan kita akan melahirkan anggapan terhadap orang tersebut dengan mendengar cara bertutur katanya. Orang yang sering berkata kasar akan membawa anggapan dari yang mendengarkannya bahwa orang tersebut berperilaku tidak baik atau kasar. Begitu juga sebaliknya, orang yang berbicara dengan tertata, serta lemah lembut bisa menimbulkan anggapan bahwa orang tersebut paham akan sopan santun.

Anda Sopan, Kami Segan
Slogan ini ada sebagai bentuk pembuktiaan dan penetapan bahwa kesopanan sangatlah penting dalam kehidupan, baik dalam berperilaku maupun dalam berbahasa. Kesantunan dalam berbahasa juga bisa diamati melalui penyampaian ataupun pemilihan kata. Misalnya, frase “meninggal dunia” digunakan untuk menggantikan kata mati. Pengguanaan kata tersebut bukan bermaksud memanipulasi arti dari pesan yang ingin disampaikan namun hanya untuk melembutkan pemaknaan agar tidak memberi kesan kasar bagi penerimanya.

Penilaian atau perspektif kesopanan dalam berbahasa memiliki perbedaan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya, antara satu suku dengan suku lainnya, atau antara satu kelompok komunitas dengan komunitas lainnya. Hal ini di latarbelakangi oleh budaya yang dianut oleh pemiliknya. Di Aceh misalnya, dalam manuturkan kata “kamu” saja memliki variasi atau perbedaan, sebagian orang ada yang menyebutnya dengan kata “droneuh” dan ada juga dengan “kah”. Di Aceh Utara pada umumnya penuturan kata “kamu” diwakili oleh kata droneuh sedangkan di Aceh Jaya penyebutan kata tersebut diwakili oleh kata “kah”. Kata droneuh dan kah kedua-duanya jika diartikan kedalam bahasa indonesia memiliki arti yang sama yaitu “kamu”. Pemakaian kata kah menjadi hal biasa bagi sebagian masyarakat di Aceh Jaya, namun akan lain ceritanya jika kata tersebut di hadapkan dengan masyarakat yang ada di Aceh Utara. Selain itu kesopanan dalam berbahasa juga di lihat berdasarkan lawan bicara. Dengan siapa seseorang berbicara, pantas atau tidakkah orang tersebut menggunakan kata-kata tertentu.

Beginilah singkatnya pembahasan mengenai bahasa, yang dilihat dari fungsi mempelajari antropologi linguistik. Sikap dan perilaku seseorang dapat dilihat dari gaya atau cara dalam bertutur bahasa. Intinya, Kata-katamu menggambarkan dirimu.

#bahasa mencerminkankesopanan
#kata-katamu menunjukkan dirimu
#anda sopan kami segan

Posted By :
Nama : Muliadi
Kelas : A5

Sort:  
Bereh aduen, Netamah Bacut. Anda Sopan Kami Segan. hehehe