dan merangkak naik di atas perbukitan.
Dan kembali lagi.
Aku menyaksikan bagaimana seorang pria bisa menguasai sebuah kerajinan,
dan bagaimana sebuah kerajinan bisa menguasai satu elemen kehidupan.
Saat perspektifku keluar dari raga, menilik dunia ku,
dan semua wujud kehidupan disekelilingku,
menjadi bulir-bulir padi di atas anyaman tampah.
Dengan menggenggam kepercayaan.
Aku pergi mengembara.
belajar memerhatikan dengan senyap.
Belajar apa yang butuh diketahui setiap bocah saat bermimpi bahwa
tidak ada cakrawala yang begitu jauh yang tidak dapat kau capai atau lampaui.
And back again.
I witnessed how a man can be master of a crafts,
and how a craft can master one element of life.
When my perspective comes out of my body, looking down to my world,
and all the forms of life around me, into the grains of rice on wicker "tampah".
I put my trust on my grasp. I go wandering,
learning to pay attention silently.
I learned what every dreaming kid needs to know that
there is no horizon so far that you can't get above it or beyond it.
Reminiscing about the climbing of mt.Kerinci 3.805 masl, November 14th 2017.
Mantap mas bro @mc-jack,.. Mumpung ada master @jun.imaginer,... Oma pak,.. Kajet senior nyo.. Ka ji ek grid, nyan ka kupateh...👍👍👍👍🙌🙌🙌
Hahhahaha pelan pelan saja kalau kata Tantri Kotak... Ureung saba luah lampoh.. Penh seribe tinggai seretoh.. Bek saba that beh. Hahaha
Keren !!!
ijin re-steem ya, gan.
Hajar men, menyo ikap ta panggang sama2. Hahhaha
Aku juga terlahir disuatu kampung, dan sekarang udah besar. @amirjundiii 😁😊
Hahahhah amir kan anak kota...
Thank you for taking part in this months #culturevulture challenge. Good Luck.
Kalau itu puisi, kasih tag #poetry
ohiya, betol tu. selain #poetry juga #poem
bah meu seumpoem meunan
Hahahhaha kabereh wak, langsung talaksanakan. Hahhaha
Makasi wak, udah aku tag..
boleh lah,...