expedisi GUNUNG MALE DAN GUNUNG SINGGAH MATA ACEH
expedisi ini bermula obrolan konyol di warung kopi , ketika itu ketua tim saya bergurau tentang melakukan expedisi sambil membuka peta Topografi. Tanpa sengaja ia melihat gunung yang nama gunungnya tertulis gunung Malle atau gunung malu dalam bahasa indonesia konon kata penduduk sekitar gunung itu selalu tertutup kabut sehingga dikatakan gunung malu.tapi expedisi kami tidak hanya mengincar gunung male tapi juga gunung singgah mata yang tepat disebelahnya.singkat cerita Pendakian kami mulai pada tanggal 22 juni 2018.
Sebelum melakukan pendakian kami terlebih dahulu memberi kabar kepada Tim Aceh tracker selaku komunitas yang memonitoring kami selama expedisi dan juga tak lupa pada SAR . kami berangkat dengan menggunak tiga motor , 2 diantaranya matik dan satu lagi motor bebek. Kami berangkat dari kampung Cureh Bireuen menuju kampung Sama Gading yang berada di kecamatan pandrah . di kampung itu batas akhir jalan beraspal setelah itu jaln penuh akan bebatuan besar yang cukup membuat motor terguncang
Setelah sampai pada PINTO RIMBA atau pintu rimba kami langsung mendirikan tenda untuk menghabiskan malam. Ketika pagi kami langsung bergerak menuju kedalam hutan . Pada awal perjalanan terlihat bekas jalur mobil pengangkut kayu , kabarnya jalur itu mulai ditinggalkan pada tahun 80an . jalur mobil itu cukup jauh membawa kami kedalam hutan . hingga sampai lah kami di sekitaran puncak Gle leuboi yang mana kami mendirikan camp di sana .pada malam itu kami kekurangan air dan tak lama setelah mendirikan tenda pertolongan pun datang berupa hujan yang cukup membuat 2 botol air kami terisi kembali
Keesokan paginya kami sarapan hanya berupa roti karena kekurangan air . sebenarnya perjalanan kami ini kurang berjalan sesuai rencana . setelah sarapan kami melanjutkan perjalanan dengan semangat sedikit pudar karena kekurangan kopi , maklum pagi tak indah bila tak di sambut kopi. Taklam berjalan kami menemukan sungai yang harusnya di pinggiran sungai itu kami mendirikan Camp . kami beristirahat cukup lama di sungai itu karena memasak untuk makan siang yang rencana sebenarnya kami tidak memasak setiap siang karena banyak memakan waktu. Tapi mau apa dikata kami sarapan roti di pagi hari. Kami lanjut berjalan tapat pada pukul 2 siang .hingga mendirikan tenda di atas punggungan gunung male pukul 5.30
Hari ketiga kami mulai perjalanan kali ini kami kembali berjalan dengan rasa was-was karena botol air kami kembali kosong tapi tak lama sekitan puku 3 sore kami turun kelembahan gunung di sana kami menemukan sumber air.pukul enam sore kami sampai di puncak malee
Pagi hari kami mencari-cari pilar yang dibuat belanda pada masa kolonial. Tapi sayang kami hanya menemukan bekas galian yang kami duga galian itu adalah letak pilar. Usut punya usut yang menggali pilar itu adalah warga kampung sekitaran gunung konon kata masyarakat disana belanda menyimpan emas di sana. Pada hal belanda membangun pilar itu untuk keperluan peta Topografi. Kecewa? pasti karena tujuan expedisi kami adalah melihat pilar itu utuh. Dengan semangat yang luntur kami melanjutkan perjalanan ke gunung Singgah mata kali ini kami hanya membawa satu carier karena posisi Gunung Male dan Gunung Singgah mata punya posisi berdekatan dan saling terhubung dengan punggungan
Kembali kami tidak bisa menemukan pilar di puncak singgah mata karena kondisi puncak berlumut sangat parah dan Pilar yang berada pada kedua gunung tersebut Berjenis sekunder yang mana Pilar dengan jenis Sekunder hanya punya tinggi 50Cm saja. Kami benar benar pulang dengan rasa kecewa tapi tak apa. Setiap pendakian mengajarkan hal yang berarti.
Bagi kawan yang ingin mendaki kegunung male sebaiknya lakukan persiapan dengan matang karena kondisi gunung male dan singgah mata sangat kering sehingga sangat sulit untuk mendapat suplai air
kalajengking yang menyusup dalam tenda
Hai, hello @tropicalwalker.. Selamat gabung di Steemit! Senang melihat anda berkumpul.. telah upvote yah.. :-) (Sebiji kontribusi kami sebagai witness pada komunitas Steemit bahasa Indonesia.)