Jika bekunjung ke barat pulau Indonesia, terdapat sebuah sebuah pulau yang sangat besar yang disebut dengan Sumatra. Bagian paling barat dari sumtra terdapat sebuah provinsi yang kaya akan hasil bumi, yaitu Aceh. Bagian sisi utara dari provinsi Aceh berdiri sebuah kota yang megah, yang dikelilingi oleh laut samudra dan bukit barisan. Nama kota itu adalah Lhokseumawe. Sebuah kota yang hanya terdiri dari dua musim, yaitu musim hujan dan musim panas. Secara etimologi Lhokseumawe berasal dari kata “Lhok” dan “Seumawe”. Dalam bahasa Aceh, “Lhok” dapat berarti dalam dan “Seumawe” yang bermaksud air yang berputar-putar atau pusat mata air pada laut sepanjang lepas pantai Lhokseumawe dan sekitarnya.
Lhokseumawe adalah sebuah kota yang merupakan kota terbesar kedua di Aceh. Sebuah kota yang dipimpin langsung oleh Walikota. Dulunya Lhokseumawe adalah ibukota dari kabupaten Aceh Utara. Namun setelah ada pemekaran, maka Lhokseumawe berdiri sendiri sebagai kota madya. Terdapat beberapa kecamatan yang tergabung di kota Lhokseumawe yaitu: Kecamatan Banda Sakti, Kecamatan Muara Dua, Kecamatan Muara Satu dan Kecamatan Blang Mangat. Lhokseumawe terdiri dari 68 desa dengan luas wilayah mencapai 181,06 Km².
Lhokseumawe dikenal dengan kota syariat islam. Hal ini bersesuaian dengan julukan provinsi Aceh yaitu kota “Serambi Mekkah”. Hal ini bisa juga dilihat dari banyaknya tempat ibadah umat muslim yang berdiria megah disetiap sudut kota. Setidaknya dalam satu desa terdapat satu masjid. Salah satu icon kota Lhokseumawe adalah sebuah bangunan yang merupakan pusat pendidikan islam di lhokseumawe yaitu "Islamic Center". Banyak kegiatan islam yang berlansung di Islamic Center. Sama seperti kota-kota lainnya Lhokseumawe juga banyak terdapat beberapa spot yang indah . Hanya saja karena daerah Lhokseumawe kurang terekspos dengan media, makanya kurang terkenal. Bebrerapa diantaranya adalah Pantai Ujong Blang, Pantai Rancong, Air terjun Blang Kolam, dan masih juga banyak lainnya. Selain terkenal akan keindahan pariwisata alamnya, Lhokseumawe juga dikenal dengan sebuah kota peninggalan kerajaan Samudra Pasai. Hal ini dapat dilihat pada peninggalan kerajaan berupa makam dari Sultan Malik as-Saleh. Bukti peninggalan kerajaan ini juga menjadi destinasi wisata di kota Lhokseumawe. Selain itu, juga terdapat sebuah peninggalan “Gua Jepang” yang merupakan bukti dari sisa perjuangan rakyat Aceh dalam menghadapi Penjajah. Tidak jauh dari “Gua Jepang” terdapat sebuah pemandangan yang indah. Luasnya laut laut samudra dapat dilihat pada spot ini. Konon katanya spot yang terletak di dekat “Gua Jepang” ini adalah tempat rakyat Aceh untuk memantau masuknya kapal perang musuh ke daratan Lhokseumawe. Terlepas dari itu semua Lhokseumawe selalu menawarkan keunikan tersendiri bagi para pelancong yang pastinya tidak lepas dari seni dan kebudayaan dari nenek moyang.
If you go to the west of the island of Indonesia, there is a very large island called Sumatra. The westernmost part of the sumtra is a province rich in crops, namely Aceh. The northern side of the province of Aceh stands a magnificent city, surrounded by ocean oceans and ridge hills. The name of the city is Lhokseumawe. A city that only consists of two seasons, the rainy season and summer. Etymologically Lhokseumawe comes from the words "Lhok" and "Seumawe". In the Acehnese language, "Lhok" can mean in and "Seumawe" meaning water circling or the center of the springs at sea along the offshore Lhokseumawe and its surroundings.
Lhokseumawe is a city that is the second largest city in Aceh. A city led directly by the Mayor. Lhokseumawe was once the capital of North Aceh district. But after the division, Lhokseumawe stands alone as a municipality. There are several districts in Lhokseumawe city: Banda Sakti sub-district, Muara Dua sub-district, Muara Satu sub-district and Blang mangat sub-district. Lhokseumawe consists of 68 villages with an area of 181.06 km ².
Lhokseumawe is known as the Islamic sharia city. This corresponds to the nickname of the province of Aceh, the city of "Serambi Mecca". This can also be seen from the many places of worship of Muslims who berdiria majegah in every corner of the city. At least in one village there is one mosque. One of the icons of Lhokseumawe is a building that is the center of Islamic education in lhokseumawe namely "Islamic Center". Many Islamic activities that take place in Islamic Center. Just like other Lhokseumawe cities there are also some beautiful spots. It's just because the Lhokseumawe area is less exposed to the media, so less well known. Some of them are Ujong Blang Beach, Rancong Beach, Blang Pond Waterfall, and many others. Besides famous for its natural tourism beauty, Lhokseumawe is also known as a royal heritage city of Pasai Ocean. This can be seen in the royal heritage of the tomb of Sultan Malik as-Saleh. Evidence of this royal heritage is also a tourist destination in the city of Lhokseumawe. In addition, there is also a relic of "Japanese Cave" which is evidence of the rest of the struggle of the people of Aceh in the face of the invaders. Not far from the "Japanese Cave" there is a beautiful view. The breadth of the ocean ocean can be seen in this spot. It is said that the spot located near the "Japanese Cave" is where the people of Aceh to monitor the entry of enemy warships to the mainland Lhokseumawe. Apart from that all Lhokseumawe always offers its own uniqueness for travelers who certainly can not be separated from the art and culture of the ancestors.
Thanks for you reading!!!
Saleum!!! @fachrianthaib
This post has received a 0.59 % upvote from @booster thanks to: @fachrianthaib.