[ Ilustrasi: pictagram ]
Anda boleh percaya atau tidak, bahwa perang yang berkepanjangan di Aceh telah menciptakan berbagai keajaiban, seperti menyatunya sifat-sifat dari benda atau alat perang dengan masyarakatnya. Salah satunya adalah masuknya roh rencong ke dalam diri orang Aceh. Hal ini mungkin terlihat mengada-ngada, karena pasti belum pernah anda dengar sebelumnya, selain melalui kitab satu ini.
Secara khusus, @kitablempap hanya coba memaparkan tentang sifat dari mata rencongnya saja, sebagai sesuatu yang telah menyatu pada orang Aceh, hingga membentuk dan menjadi bagian dari rangkuman hidup orang Aceh. Bukan orang Aceh secara keseluruhan memang, ini hanya untuk yang merasa terwakili saja. Jangan goyang!
Berikut adalah paparannya:
1. Mata orang Aceh
Jika anda sering mengamati mata orang Aceh, anda pasti sadar bahwa mata orang Aceh itu seruncing dan setajam mata rencong, yang sanggup mengoyak atau mendeteksi orang lain hingga ke balik sempak sekalipun, walaupun terlapisi rompi dan celana anti peluru.
Apakah ia kawan, lawan, peluang, ancaman, dabeuhnya (barang bawaan) besar atau kecil, putih atau hitam, itu akan sangat mudah diketahui, hanya lewat mata. Kendati ia terlihat tidak memperhatikan, namun sebenarnya ia telah membacanya lebih dalam. Seperti juleng memang, tapi jangan terkecoh, itu juga salah satu bagian dalam strategi perang di tempat kering.
2. Hati orang Aceh
Sungguh, meskipun bertampang sangat kasar sekalipun, sebenarnya hati orang Aceh itu sangat tipis, setipis mata rencong. Orang Aceh paling tidak bisa melihat marah, senyum ataupun tangis, karena itu akan langsung merasuk ke dalam hatinya, lalu terbawa perasaan dan mengambil berbagai tindakan terpuji ataupun murka.
Maka jangan heran, jika melihat orang Aceh murka dan memberontak ketika melihat ancaman atau amarah. Begitu pun ketika orang Aceh ditipu oleh pemimpin-pemimpin Indonesia berkali-kali, yaitu hanya lewat senyum dan air mata buaya.
3. Lidah orang Aceh
Ini tidak hanya terkait dengan olah mengolah, serta kecepatan dan ketajaman lidah orang Aceh dalam menyampaikan suatu kebenaran, namun juga dalam hal membalikkan fakta. Mungkin anda pernah mendengar kisah tentang cuak (informan - tukang fitnah) yang populer sejak dari jaman Belanda menginjak kaki untuk menjajah Aceh.
Di Aceh sendiri, orang yang lidahnya begitu runcing untuk memfitnah orang lain memang pernah dihalalkan darahnya untuk dibunuh, karena dianggap lebih berbahaya dari musuh. Ya, fitnah memang telah dipandang lebih kejam dari pembunuhan, tidak terkecuali bagi orang Aceh.
4. Telinga orang Aceh
Bagi orang Aceh, bukankah lebih senang mendengar ketimbang membaca. Maka, baik di kedai kopi, di dayah maupun di kampus sekalipun, orang Aceh lebih senang disurah dan lebih terang dengan mendengar, ketimbang membacanya sendiri.
Telinga orang Aceh memang sudah terbiasa dilatih di pada tempat-tempat sepi ataupun pada tempat-tempat keramaian, untuk itu jangan ragu bila orang Aceh lebih cepat dan tajam pendengarannya. Dalam perang sekalipun, orang Aceh sangat mengandalkan radio meuigoe (bergigi=mulut).
5. Tangan orang Aceh
Bisa dikatakan bahwa tangan orang Aceh juga begitu tajam, baik dalam memberi ataupun dalam hal sulap-sulapan. Lihatlah ketajaman dan kecepatan orang Aceh dalam membantu pemerintah Indonesia di awal kemerdekaan.
Selain itu, lihat juga kasus korupsi di Aceh, sangat emeijing sekali bukan? Itu menandakan bahwa orang Aceh itu sangat lihai dan juga punya kecepatan tangan di atas rata-rata. Ini sesuatu yang harus dipelihara saya kira, agar bagah mardehka!. Khuk.!
6. Kaki orang Aceh
Jangan tanya bagaimana kecepatan, ketajaman dan ketipisan kaki orang Aceh, karena jika orang Aceh lari, "puteh tapak" ("putih tapak"). Bukankah anda pernah menonton video yang merekam suku Mante? Maka anda pasti sedikit paham bahwa kaki orang Aceh itu juga seperti mata dan gagang rencong, yang ketika berjalan sangat tajam.
Kecepatan dan ketajaman kaki inilah salah satu yang membuat orang Aceh susah ditaklukkan para penjajah, karena bisa kuat bergerilya dari hutan ke hutan, hanya dengan kaki ayam atau kaki tanpa alas. Di masa damai, anda juga pasti sering mendengar orang Aceh yang sebentar-sebentar ke medan untuk mengantar telor. Itu juga salah satu kelihaian.
7. Kemaluan orang Aceh
Terkait dengan ini, sebenarnya saya enggan menguraikan, takutnya ini tulisan diflag oleh lempap oposisi. Tapi karena @kitablempap punya bekingan, maka sedikitnya akan juga saya jelaskan.
Bukankah sudah bukan rahasia lagi, bahwa orang Aceh itu kemaluannya tajam-tajam, bisa menusuk siapapun yang tidak berhati-hati. Sudah tidak sedikit janda maupun duda yang menjadi bukti, akibat dari "mata rencong" satu ini. Tidak hanya dalam kondisi perang, dalam kondisi damai pun barang antik ini merajaleli.
Permainan tusuk menusuk yang mematikan memang bukan hal baru lagi, setidaknya melalui cerita Putroe Neng kita bisa sedikit melakukan refleksi, bahwa terkait hal ini tidak ada teungku-teungku maupun umi-umi. Asai hana iman, mandum ceulaka.
Tulisan ini jangan terlalu dianggap serius apalagi dimasukkan ke hati, karena ini bukan versi kitab suci. Ini adalah murni versi @kitablempap yang najis dan hina dina. Salam lempap.
lempap oposisi sudah begitu diri..! Hamboe..!! Droneuh mangat na beking neuh.. wkwkwkwkwk
Hhhhhh..idroekuh dibeking le level 25 dum..hhe
ancoe teuh. !! hahaha
Geuthat meu-lempap tulisan nyoe hai @kitablempap. Tapi narasinya mantap bin markotop...no medicine lah
Hhhhhh..begitu laju..asai ikap.!!hhe
Gtu ya ceritanya...
Begitu dulu, semoga berkenan..he
Oooo itu dulu, kirain sekarang
Hehehe
Sekarang juga ada, cuma gak begitu--..he
Haha
Tajam setajam silet
Masalah pungo hana nebahas?
Hhhh..beungeh ureung pungo eunteuk, hn tatuho plueng..he
Bah lon tuleh meunyo hana neutuleh but droneuh, meunyo ta kira syit bandum kabeh pungo di Aceh.
Rupanya, sudah ada lempap oposisi
Hhe..sudah lama adanya..he
Joooossssshhh
Hhhhh..piye cak.!..he
Salam Lempap @kitablempap
Wkwkwkwkwk
Memang kitab lempap bereh
Saleum lambong keulayi..he
Trimakasih @rezkiananda96..