(Image by Google: Jembatan Kuning, Palu, Pasca Bencana)
Puisi
Negeri, Bencana, dan Nestapa dalam Igau-igau Risau
Apalagikah yang bisa disebut jika debar di dada lebih berdentum dari pada bahana gaung yang diucapkan oleh beribu mulut di mimbar-mimbar? Masihkah ibu pertiwi yang kaucinta itu tetap kaurengkuh ke dada..
Telah begitu lama, entah telah berapa masa pula negeri ini berkemas untuk menyulap diri menjadi pertiwi yang anggun, tapi teguran dan bencana silih berganti menjilati diri. Luka bumi, duka hati, raung kematian itu tidakkah meresahkan tidurmu?
Dari ujung Sumatera pun telah diisyaratkan, betapa bencana itu sangat menggunungkan jutaan kesedihan atas nama mahaduka yang teramat dalam, kemudian berlanjut terus: lepas tsunami disambut gempa, letusan gunung berapi, kecelakaan kereta, banjir, dan gempa lagi dan kemudian disusul tsunami pula.
Begitulah siklus sederhana dari beberapa peristiwa besar yang takkan pernah terlupakan. Banyak korban, diri dan benda menjadi sia-sia. Akan kah itu mampu menjadi cermin bagi isyarat atas nama masadepan dan impian? Entahlah, karena di sudut-sudut lorong dan gedung lainnya mereka masih saja tak henti mempertengkarkan hal-hal yang tak berguna.
Duhai, negeri yang berada dalam igau-igau risau, seakan ngilu ini begitu rindu memanggil pulang anak bangsa yang sederhana, bercita-cita untuk meujudkan kedamaian yang tak pernah jua nyata.
Di Negeri dalam igau-igau risau ini tersimpan badai topan yang purba dalam butir-butir pidato serta berita-berita bohong yang selalu berlaga dengan bursa yang terus naik secara brutal: penindasan masyarakat kelas tiga terhadap masyarakat kelas tiga saja tak pernah usai.
Hanya gumam inilah yang mampu tercipta ketika semua orang telah mementingkan hal yang tak penting dalam bicara dan berkabar-berita. Memarakkan silang sengketa yang sesungguhnya tiada guna dan bahkan sesuatu yang sia-sia. Pemimpin mana pula yang bakal bakal kemuka jika semua orang telah gelap-mata dan memaksakan kehendaknya kepada siapa saja.
Apalagikah yang bisa disebut jika debar di dada ini telah berganti dengan gemuruh suara kemunafikan yang membabi-buta, menyilaukan mata untuk tak lagi dapat menikmati cahaya atas nama kehidupan yang sentosa bagi umat manusia? Belum kering duka Lombok, Donggala pun kini menghentak dada.
(Semua foto pada postingan ini diambil dari Google)
Bekasi, 6 September 2018
Salam KSI
Irman Syah | @mpugondrong
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by Mpu Gondrong from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.
Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/9cdhjc7
Hello @mpugondrong,
Since you are from Jakarta, Indonesia, I am dropping this comment in here to let you know about South East Asia Blockchain Summit. One of the STEEM Projects called @Oracle-D will be speaking in Jakarta! Do you know @starkerz and @anarcotech are Presenting at the event? It would be really amazing to see you there.
Event Details
Southeast Asia Blockchain Summit 2018
November 3rd-4th, Jakarta, Indonesia
Location: Sultan Hotel, Jakarta
Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3
Gelora, Tanah Abang
Jakarta Pusat 10270, Indonesia
Buy Tickets Here: https://southeastasiablockchain.com/
Promo Code Attached_