Lanjutan cerita dari #3.
Meunasah( istilah sekarang Sekolah Dasar) yang didirikan pada setiap kampung, dan dayah (istilah sekarang Sekolah Menengah pertama), sedangkan Dayah Teungku Tjhik ( istilah sekarang Sekolah Menengah Atas) jumlahnya tidak banyak.
Meunasah (the term is now Elementary School) established in every village, and dayah (the term is now Junior High School), while Dayah Teungku Tjhik (term now High School) is not much.
Dengan sistem Pendidikan yang demikian rupa, Rakyat Aceh telah pernah berabad-abad lamanya tidak ada buta huruf; semuanya pandai membaca dan menulis huruf Arab, hatta sampai pada zaman permulaan penjajahan Belanda di Aceh.
With such an educational system, the Acehnese have never been illiterate for centuries; all of them are good at reading and writing Arabic letters, hatta until the beginning of Dutch colonization in Aceh.
Ulama-ulama keluaran Dayah-dayah inilah kemudian menjadi pembina dan pembangun Aceh dalam masa berabad-abad lamanya, karena dalam dayah-dayah itu tidak saja diakjarkan ilmu fiqih, ilmu bahasa Arab, ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu tauhid, ilmu tasawuf dan sebagainya; tetapi juga diajarkan ilmu logika, ilmu falak, ilmu pertanian, ilmu pertukangan, sejarah, falsafat dan sebagainya.
These Dayah-Dayah clerics became the founders and builders of Aceh for centuries, because they were not only taught by jurisprudence, Arabic science, tafsir, hadith, tauhid, tasawuf and so on ; but also taught logic, astronomy, agricultural science, carpentry, history, philosophy and so forth.
Lembaga-lembaga pendidikan yang bernama Dayah itu, disamping menghasilkan Ulama-ulama/ Sarjana-sarjana pembangunan Negara, juga menghasilkan Ulama-ulama Sastrawan yang kemudian menjadi pengarang-pengarang Islam yang terkenal, yang telah menciptakan karya-karya sastra yang bernilai.
Educational institutions called Dayah, in addition to producing scholars / scholars of State development, also produced Ulama-ulama Literary who later became famous Islamic authors, who have created valuable works of literature.
Dari mulai Kerajaan Islam Peureulak, Kerajaan Islam Samudera Pasai dan sampai Kerajaan Aceh Darussalam, adalah yang di pimpin oleh Ulama-ulama/Sarjana-sarjana yang mendapat pendidikan dari berbagai Dayah Teungku Tjhik, di samping oleh tenaga-tenaga yang mendapat pendidikan di luar negeri ( Arab, Persia, India, Turki dan sebagainya).
From the beginning of the Peureulak Islamic Empire, the Islamic Kingdom of Samudera Pasai and to the Kingdom of Aceh Darussalam, is led by scholars / scholars who receive education from various Dayah Teungku Tjhik, in addition to those who are educated abroad ( Arabic, Persian, Indian, Turkish and etc).
Patut pula dicatat, Bahwa dalam rangka usaha mengembangkan Dakwah Islamiyah, para Sulthan Kerajaan Islam Peureulak juga menjalankan " Politik Persemandaan", seperti umpamanya yang dilakukan oleh Sulthan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat yang memerintah dalam tahun 622-662 H. (1225-1263 M.).
It should also be noted that in order to develop the Da'wah Islamiyah, the Sulthan of the Peureulak Islamic Empire also exercised a "Political of Reproduction", such as by Sulthan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Sovereign who reigned in 622-662 H. (1225 -1263 AD).
Bernama "Ratna Keumala" dengan raja Malaka yang bernama "Permamesywara Iskandar Syah", yang kemudian bergelar dengan "Sulthan Muhammad Syah", dan beliaulah Sulthan yang mula mengembangkan dakwah Islamiyah di Semenanjung Malaya. Dengan "Politik Persemandaan"ini, Sulthan Makhdum Alaidin Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat dapat memasukan Islam ke Malaya dengan cara damai, dimna kemudian Sulthan Muhammad Syah dengan bantuan iparnya Malik Abdul Aziz Syah (saudari Puteri Ratna Keumala", terus menjalankan Dakwah Islamiyah ke seluruh wilayah kerajaannya, bahkan ke seluruh Semenanjung Tanah Malaya.
Named "Ratna Keumala" with the Malacca king named Permamesywara Iskandar Syah, who later held the title "Sulthan Muhammad Shah", and he was the first Sulthan to develop the Islamiyah mission in the Malay Peninsula. With this "Political Affairs", Sulthan Makhdum Alaidin Muhammad Amin Syah II Johan Sovereign can enter Islam to Malaya by peaceful means, then Sulthan Muhammad Syah with the help of his brother-in-law Malik Abdul Aziz Syah (sister of Princess Ratna Keumala ", continue to run Da'wah Islamiyah throughout the territory of his kingdom, even throughout the Malay Peninsula Peninsula.
Adapun puterinya yang kedua bernama "Puteri Ganggang" dinikahkan dengan "Meurah Silu" yang kemudian terkenal dengan nama "Sulthan Malikus Salih", raja kerajaan Samudra Pasai yang memerintah dalam tahun 659-668 H. (1261-1289 M.)
The second daughter named "Puteri Ganggang" was married to "Meurah Silu" which later became known as "Sulthan Malikus Salih", the king of the Samudra Pasai kingdom who reigned in 659-668 H. (1261-1289 AD)
Menyusul Islam Peureulak, maka kemudian berdirilah kerajaan Islam Samudra Pasai dalam tahun 433 H. (1042 M.), kerajaan Islam Teumieng dalam tahun 723 H. (1323 M.), Kerajaan Islam Samaindra ( Pidie) dalam tahun 755 H. ( 1354 M.), Kerajaan Islam Lingga ( Aceh Tengah) dalam tahun 416 H. (1025 M.), Kerajaan Islam Aceh ( Aceh Besar) dalam tahun 601 H. ( 1205 M.),
dan Kerajaan Aceh Darussalam dalam tahun 916 H. (1511 M.) sebagai hasil peleburan dari kerajaan-kerajaan kecil sebelumnya.
Following the Islam of Peureulak, then the Islamic kingdom of Samudra Pasai established in 433 H. (1042 AD), the Teumieng Islamic empire in 723 H. (1323 AD), the Islamic Kingdom of Samaindra (Pidie) in 755 H. (1354 CE ), The Islamic Kingdom of Lingga (Central Aceh) in the year 416 H. (1025 AD), the Islamic Kingdom of Aceh (Aceh Besar) in 601 H. (1205 AD),
and the Kingdom of Aceh Darussalam in 916 H. (1511 AD) as a result of fusion of the previous small kingdoms.
selesai sampai disini postingan tentang BERDIRINYA KERAJAAN ISLAM PERTAMA DI INDONESIA dan akan berlanjut dengan judul SILSILAH RAJA-RAJA KERAJAAN ISLAM DI ACEH.
finished up here post about the FIRST KINGDOM OF ISLAM IN INDONESIA and will continue with the title of the royal kings of the kingdom of islam in aceh.
bila anda menyukai postingan saya , anda bisa langsung upvote, Komentar dan resteem .
by : @gnsmirza
Jangan lupa berkunjung ke blog saya. Salam.