Penetrating Fog and Rain, a Mountain Climbing Journey Full of Magic

I want to share my photography experience again in this amazing community. This time, the content I share is about a trip to climb a volcano in my area at the end of 2024.

Saya kembali ingin berbagi pengalaman fotografi saya di komunitas luar biasa ini. Kali ini, konten yang saya bagikan adalah tentang perjalanan mendaki gunung berapi di daerah saya pada akhir tahun 2024 lalu.

Previously, I have posted a story and some photos taken using a drone camera. This post is a continuation of the previous story, which focuses more on the hiking trip with my friends. Although this time the writing is not too long, I hope this experience can still inspire.

Sebelumnya, saya sudah memposting cerita dan beberapa foto yang diambil menggunakan kamera drone. Postingan ini adalah lanjutan dari cerita sebelumnya, yang lebih berfokus pada perjalanan mendaki bersama teman-teman saya. Meski kali ini tulisannya tidak terlalu panjang, saya berharap pengalaman ini tetap bisa menginspirasi.

We started the climb in the morning. The cool air greeted our first steps, passing through a natural forest covered in thick fog. Light rain accompanied the journey, adding to the calm and serene atmosphere in the middle of the wilderness.

Kami memulai pendakian di pagi hari. Udara yang sejuk menyambut langkah pertama kami, melewati hutan alami yang diselimuti kabut tebal. Hujan ringan menemani perjalanan, menambah suasana tenang dan syahdu di tengah belantara.

When our bodies started to get tired, we set up a tent to rest for a while before continuing the climb to the top. The journey took about five hours. The hiking trail that we passed was full of challenges, especially because the incessant rain made the roads slippery and the temperature even colder.

Saat tubuh mulai lelah, kami mendirikan tenda untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan pendakian menuju puncak. Perjalanan itu memakan waktu sekitar lima jam. Jalur pendakian yang kami lewati penuh dengan tantangan, terutama karena hujan yang tidak berhenti membuat jalanan licin dan suhu semakin dingin.

However, all the tiredness paid off when we finally reached the top of the mountain. A sense of relief and happiness enveloped us all, especially after going through a long journey without any significant obstacles.

Namun, segala rasa lelah itu terbayar lunas ketika akhirnya kami sampai di puncak gunung. Rasa lega dan bahagia meliputi kami semua, terutama setelah melewati perjalanan panjang tanpa hambatan yang berarti.

At the top, we gathered to enjoy our success. The view from the top was truly amazing, like a beautiful reward waiting after the struggle. It was almost evening, so we had the opportunity to witness the sunset that radiated warmth amidst the cold air of the mountain peak.

Di puncak, kami berkumpul untuk menikmati keberhasilan kami. Pemandangan dari atas sungguh menakjubkan, seperti hadiah indah yang menanti setelah perjuangan. Waktu itu hampir sore, sehingga kami berkesempatan menyaksikan matahari terbenam yang memancarkan kehangatan di tengah udara dingin puncak gunung.

Since local regulations do not allow overnight stays at the peak, we immediately prepared to descend after enjoying the moment. Carefully, we packed up and began our journey down to the place designated by the area guard.

Karena aturan setempat tidak mengizinkan bermalam di puncak, kami segera bersiap untuk turun setelah menikmati momen tersebut. Dengan hati-hati, kami berkemas dan memulai perjalanan turun menuju tempat yang telah ditentukan oleh penjaga kawasan tersebut.

That is the story of my climbing journey that I want to share this time. Hopefully this article can provide inspiration, enthusiasm, and a sense of love for nature to all my friends. Thank you for reading.

Itulah cerita perjalanan mendaki saya yang ingin saya bagikan kali ini. Semoga tulisan ini dapat memberikan inspirasi, semangat, dan rasa cinta terhadap alam kepada teman-teman semua. Terima kasih sudah membaca.