Apa kabar sahabat steemit dimanapun anda berada, semoga dalam bahagia dan sejahtera selalu.
Okelah sahabat steemit, sekarang saya ingin berbagi cerita tentang salah satu legenda kota kelahiranku, Sukabumi
Mungkin banyak yang berpikir tentang legenda itu adalah hal yang luar biasa, apalagi tentang seseorang ya...(He he he).
Salah satu legenda yang cukup booming di kota kelahiranku bukan seorang pejuang kemerdekaan, bukan juga artis, bukan pejabat atau orang-orang yang telah berprestasi memberikan sumbangsihnya untuk kemajuan daerahnya. Heeem, sama sekali bukan.
Dia adalah hanya seorang laki-laki setengah umur.
Dia tidak mempunyai medali, piala apalagi piagam penghargaan, dia bahkan tidak punya masa depan dan juga tidak normal pikirannya (ha ha ha...), kok bisa....?
He he, ya nyatanya bisa terjadi, dan itu sebagai salah satu Ikon kota kelahiranku Sukabumi.
How are you steemit friends wherever you are, hopefully in happy and prosperous always.
Well, steemit friend, now I want to share a story about one of the legends of my hometown of Sukabumi
Perhaps many think about legend it is a remarkable thing, let alone about someone ya ... (He he he).
One of the most famous legends in my hometown is not a freedom fighter, nor an artist, nor an official or accomplished person contributing to the progress of his region. Heeem, not at all.
He is just a half-aged man.
He does not have a medal, a trophy let alone a charter award, he does not even have a future and also not normal mind (ha ha ha ...), how come ....?
He he, yes fact can happen, and that as one of the icon of my birth town Sukabumi.
Ya, dia adalah sosok yang selalu ditunggu tunggu terutama oleh anak anak kecil.
Bila sudah ada teriakkan "majuuu...terusss...maju...mundur...mundur...maju...maju...remmm..." nah itulah sang legendaris kotaku sudah datang merapat ke area.
Sosok laki-laki setengah baya yang selalu membawa buntalan berisi baju dan tikarnya untuk tidur.
Kenapa dengan teriakkan maju, mundur dan rem ?
Ya, teriakkan tersebutlah yang seringkali membuat heboh, karena sang legendaris adalah sosok orang yang sdh hilang ingatan sejak mudanya.
yes, he is a figure that is always awaited especially by small children.
When there is shouted "forward ... continue ... forward ... backward ... backward ... forward ... forward ... brake ..." well that's the legendary town has come to the area.
The figure of a middle-aged man who always carry a bundle of clothes and mats to sleep.
Why shout forward, back and brake?
Yes, it is shouting that often makes a scene, because the legendary figure is a person who has lost memory since young.
Konon ceritanya sang legendaris tersebut mempunyai keluarga yang kaya, orang tuanya seorang haji dan juga wiraswasta di daerah Cisaat Sukabumi.
Pada saat sang legendaris pikirannya masih waras, dia meminta dibelikan mobil kepada ayahnya tersebut. Namun ayahnya tidak meluluskan permintaannya itu, sehingga sang legendaris menjadi stress berkepanjangan dan akhirnya berubah hilang ingatan (gila).
it is said that the legendary story has a rich family, his parents are already performing the pilgrimage and also entrepreneur in the area *** Cisaat Sukabumi ***.
When the legendary mind was sane, he asked his father to buy him a car. But his father did not pass on his request, so the legendary became a prolonged stress, and eventually turned into a lost memory (crazy).
Nah. ..dari sanalah awal cerita sang legendaris membawa buntelan berjalan keliling kotaku dengan cara maju, dan bila ada yang meneriakkan "mundur" diapun akan mundur, serta ramai-ramai anak-anak kecil mencari batu untuk mengganjal Atret sang legendaris tersebut agar berhenti mundur.
Nah begitulah ceritanya kenapa sang legendaris yang termasuk Ikon kotaku ini diberi nama panggilan "Atret" (mundur) he he he.
Kota kecilku memang punya sejuta cerita 👍
Well, since that is the beginning of the story of the legendary carrying bundles walking around in my city in a forward way, and if anyone shouted "backwards" he will retreat, and the crowds of small children looking for stones to block Atret the legendary to stop retreating.
Well that's the story why the legendary including the icon of my city is called "Atret" (retreat) he he he.
My little town does have a million stories 👍.
Jadi dirimu asal Sukabumi, Teh? Tapi tinggal di Palembang, ya? Salam kenal, Teteh cantik! :)
Btw, saya kok sedih ya melihat nasib bapak ini..., teringat jika beliau adalah salah satu anggota keluarga kita, betapa mirisnya hati menyaksikan dirinya yang malah dijadikan bahan hiburan bagi anak-anak.
Takutnya nanti, anak-anak malah jadi tidak lagi mampu menghargai dan memilah-milih, mana yang layak jadi lelucon mana yang tidak.
Anyway, thanks untuk sharing artikelnya,dan selamat beraktivitas, Teh!
Salam,
Alaika
Yaa...saya lahir dan besar di kota Sukabumi, dan saat ini berdomisili di Kota Palembang. Saya angkat tentang seseorang yang sangat legendaris di kota Sukabumi yaitu ATRET karena sosok ini unik dan tidak ada di kota manapun di Indonesia yang punya Ikon seperti kota Sukabumi. Saya rasa orang Sukabumi malah kagum dengan sosok ATRET ini, beliau telah menjelma menjadi IKON sejak kami masih kecil sampai kami dewasa. Pada dasarnya tidak ada hal yang harus dikhawatirkan karena anak2 anak di jaman itu tidak seekstrim jaman saat ini. mereka punya batasan2 dalam berperilaku. Untuk kamipun saat itu ketika masih kecil (SD) kebetulan saya tinggal dengan nenek saya di daerah JL. Sriwedari kota Sukabumi, dan kebetulan juga saya tahu tentang cerita awal mulanya ATRET kenapa bisa jadi seperti itu adalah lewat cerita nenek saya yang seorang guru Bhs Inggris dan Belanda di SKKA dan SKKP kota Sukabumi, salah satu murid beliau adalah adik kandungnya ATRET..., maka sangat tahu dan sangat jelas kenapa dan ada apa dengan ATRET. Jadi bila suatu saat Atret lewat rumah kami , maka bagaimanapun Atret kami anggap sewajarnya, kami beri makan dan minum....sementara anak2 sekitar menungguinya sampai Atret selesai makan, dan siap untuk mereka perintahkan ... menstarter mobilnya, menyuruhnya majuuu...mundurr.....ngerem dll. Kalau menurut saya ...suatu hal yang wajar saja bila situasi dan kondisinya saat itu anak2 menjadikannya suatu hal yang ditunggu-tunggu dan kadang dijadikan bahan candaan, secara hukum sosial itu harus dimaklumkan, kecuali bila Atret saat itu tidak dibiarkan untuk mengintari kota Sukabumi oleh keluarganya, mungkin tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diharapkan keluarganya....tapi anak2 pada jaman itu anak2 yang saya rasa normal dalam bersikap, normal pula dalam bersosialisasi, mereka tidak sampai kepada yang tidak berperi kemanusiaan. ya sesuai umur mereka kadang diajaknya Atret bernyanyi gelang sipatu gelang dll. Saya sih melihatnya positif saja saat itu ya... anak2 ceria dan Atret pun ceria, tapi tidak tahu kalau perlakuan di lain tempat. Nyatanya anak-anak kota Sukabumi yang saat itu mengenal Atret kini sudah banyak jadi orang-orang yang hebat dan mereka tetap bangga kok dengan pernah mengenal sosok ATRET sampai saat ini. Walaupun ATRET sudah menghadap yang Maha Khaliq. Jangan khawatir generasi kami yang mengenal ATRET adalah generasi yang punya empati baik, kami bukan generasi gadget...karena itu Atret aman selalu pada masanya dan tetap terkenang, oke thank uuu...terima kasih sudah mampir di halaman saya @alaikaabdullah salam kenal. @betterlife (lella efsa)
Halo Teh Lella. Trimakasih untuk jawabannya yang sangat menenangkan ini. Saya hepi mendengarnya. Alhamdulillah kalo begitu, Teh. Haturnuhun pisan, nyak, untuk response dan penjelasannya.
Selamat melanjutkan aktivitas, Teh!
Salam hangat dari Bandung.
Kereeen, pokoknya speechless😊 n terharu baca cerita, n denger kehidupan anak2 jaman old yg keren tapi tidak alay😁.