Pemakaman merupakan tempat peristirahatan terakhir seorang manusia dari hiruk pikuk kehidupan yang ia jalani selama berada di bumi Allah. Pemakaman juga merupakan sebuah tempat yang bisa dikunjungi oleh keluarga, kerabat atau sanak saudara lainnya dari seorang yang telah dipanggil oleh Allah. Sehingga dengan adanya pemakaman tersebut kerabat yang ditinggalkan merasa masih bisa mengunjungi orang yang telah meninggal dan mendoakannya.
Seperti biasanya yang kita ketahui dan saksikan bersama, bahwa setiap kuburan yang dikunjungi oleh sanak saudaranya pasti akan dibersihkan dan juga tampak terawat dengan baik, namun apa jadinya jika kuburan seseorang jauh dari kata bersih apalagi terawat dengan benar.
Saya adalah orang yang tinggal di sebuah desa, tepatnya komplek yang mana memiliki sepetak tanah yang luas terhampar yang dulunya merupakan pemakaman biasa, namun semenjak tragedi Tsunami yang menimpa Aceh tahun 2004 silam, sebidang tanah yang saya maksud di atas telah dijadikan pemakaman massal korban Tsunami waktu itu.
Pemakaman yang saya maksud tepatnya terletak di Jalan Peukan Biluy, Komplek Cempaka, Lampeneurut, Kab. Aceh Besar.
Saya tahu bahwa banyak pemakaman massal yang tersebar di beberapa daerah di Aceh Besar dan Banda Aceh. Namun yang membuat saya begitu terfokus dan prihatin dengan pemakaman massal lampeneurut itu disebabkan karena kurang bersih dan jauh dari kata terurus. Saya berani mengatakan hal demikian karena saya adalah orang yang tinggal dekat dengan pemakaman tersebut semenjak tragedi Tsunami terjadi di Aceh. Jika bisa diukur, kira-kira jarak dari rumah saya dengan kuburan massal adalah selang tiga rumah. Dan jika saya keluar pagar rumah, akan tampak pagar yang mengitari pemakaman tersebut. Jadi saya tahu betul keadaan pemakan massal itu.
(Kurung merah diatas merupakan pagar pemakaman tsb)
Sering saya membanding-bandingkan dengan pemakaman massal yang terletak di Siron, Aceh Besar. Jauh berbanding terbalik, pemakaman massal Siron begitu terawat dan juga membuat para peziarah nyaman ketika mengunjungi sanak saudaranya yang telah ditinggalkan. Hal itu juga merupakan alasan mengapa peziarah kuburan massal Siron selalu di penuhi pengunjung setiap hari raya besar umat muslim. Padahal belum tentu kerabatnya yang merupakan korban tsunami dikuburkan disana.
Sedangkan di pemakaman massal Lampeneurut dekat rumah saya, setiap tahunnya hanya segelintir orang yang datang untuk berziarah, padahal saya yakin ada ratusan mayat di bawah sana yang bertindih-tindih.
Saya berharap dengan adanya tulisan ini, pemakaman massal yang saya jadikan objek tulisan kali ini lebih mendapatkan perhatian masyarakat dan juga orang yang bertanggung jawab untuk itu, sehingga akan membuat tempat tersebut nyaman bagi para peziarah yang mendoakan sanak saudaranya di alam sana.
|| Thanks and Regards from me @eumenes || Follow, Like and Comment From You Still Be My Happines ||