Dua bulanan diam, tanpa menulis di steemit. Alasannya cuma satu: Jualan. Maklum, mendekati Ramadhan dan Lebaran, permintaan mukena maupun baju lebaran jadi meningkat, sedangkan otak dan tenaga tak mampu menampung banyak sekali hal lain yang juga harus dibikin.
Dua bulan lalu, aku pernah membahas staycation di Margo Hotel. Kali ini ingin membahas staycation juga, tapi bukan di Depok. Loh kok?
Jadi ceritanya, staycation kami kali ini adalah di kota kelahiranku, tempat tinggal seluruh keluarga besarku, Medan.
Kebetulan ada sebuah hotel yang baru dibuka 2016 lalu, yang aku rasa cukup oke untuk aku pilih sebagai tempat staycation kami. Sebenarnya, tidak ada rencana sama sekali sebelumnya, sebab di Medan pun aku dan anak-anak juga menginap di penginapan Pondok Cemara (milik orang tua). Dan Alhamdulillah, selama lebaran ini, ternyata, justru Pondok Cemara tidak sepi pengunjung. Selalu ada banyak pengunjung dari luar Kota Medan yang datang menginap, disebabkan akan berhari raya di seputar Medan dan sekitarnnya.
Mengapa tiba-tiba memilih staycation, dan hanya berdua saja dengan suami?
Alasan pertama adalah, seorang guru mengajiku pernah mengatakan: "Suami istri harus bisa mencari waktu minimal sebulan sekali untuk berdua saja tanpa anak-anak. Hanya berdua, menginap di suatu tempat, makan berdua, jalan-jalan berdua, hanya berdua seharian... tanpa anak-anak." Guruku mengatakan, ini sangat penting untuk kedekatan antara suami istri.
Aku fikir, kapan lagi kami bisa menghabiskan waktu berdua selain pada saat anak-anak aman bersama kakek-neneknya atau pada saat mereka memilih liburan sendiri-sendiri seperti pada Desember 2017 lalu (si sulung ikut program english camp ke Pare, dan si bungsu memilih program pesantren kilat di Puncak).
Libur lebaran ini cukup lama, suami bisa menghabiskan 2 minggu di Medan, sedangkan aku dan anak-anak bisa menghabiskan waktu lebih dari satu bulan di rumah Atok Medan atau Opa Binjai mereka. Maka, kamis lalu, 3 hari sebelum suami kembali ke Jakarta karena harus masuk kerja, iseng aku mengajak suami untuk staycation, dan ternyata suami mau.
Kami pun membuka beberapa agen travel online seperti Agoda, Traveloka, pegi-pegi, booking, dan sebagainya. Nama beberapa hotel muncul di beberapa situs itu dengan diskon yang cukup besar. Di antaranya adalah Adimulia Hotel yang baru beroperasi sejak 2016 lalu, Aryaduta, Marriot, dan sebagainya. Penasaran dengan Adimulia Hotel yang sedang viral karena kolam renangnya, bikin aku ingin menginap di sana.
Kami memilih kamar Deluxe yang harganya juga diskon. Dengan diskon saat itu, kami membayar 850 ribu melalui Agoda. Tentu kami hanya memilih 1 kamar saja dengan pilihan King Bed, karena memang anak-anak tidak diajak. Kasihan ya? Iya juga, sih. Makanya, sehari sebelum menginap, kami mengajak anak-anak jalan sesuai pilihan mereka.
Nah, begini penampangan pandangan pertamaku di lobby hotel Adimulia.
(Foto adalah dokumen Pribadi)
Kekurangan pertama dari lobby hotel ini adalah, bagi penunggu yang sedang menunggu administrasi selesai atau hanya sekedar menunggu saja, hanya disediakan bangku tempel. Sedangkan kursi-kursi yang tertata mewah di tengah itu, sepertinya untuk tamu yang menunggu sambil memesan minuman dan makanan.
Sedikit aneh jika dikatakan sebagai lobby. Sebab tetap saja, aku hanya duduk di kursi tempel yang berjejer di pinggiran lobby. Selain itu, area kursi-kursi lobby mewah itu sudah dirantai, dan diberikan papan pengumuman jenis minuman/makanan. Jika dikatakan sebagai tea spot atau kafe, ini juga aneh. Karena sudah banyak sekali kafe atau tempat memesan makanan dan minuman di hotel ini. Di antaranya adalah 2 kafe dan restoran yang berada di kanan dan kiri lobby ini, lalu di area kolam renang juga sudah ada dua.
Baiklah, mari kita move on dari lobby yang sedikit aneh tadi, dan menuju ke lantai 9, tempat kami menginap. Ada 3 lukisan yang cukup bagus menurutku, menyambut kami ketika keluar dari lift.
(Foto adalah dokumen pribadi)
Bagaimana dengan kamarnya? Aku beri angka 8 dari 10 angka. Menurutku angka 8 ini adalah angka yang cukup memadai bagi hotel bintang 4, namun tidak ada sesuatu yang berbeda dan unik dari kamar hotel lain yang sekelas.
Gambarnya aku ambil saja dari google ya.
Untuk harga yang aku sebutkan diatas, kamar Deluxe ini belum memakai bathup, namun kamar mandinya cukup luas, dan nyaman. Walau kamar ini tidak ada bathupnya, namun jika ingin berendam dengan air panas di jacuzzi, hotel menyediakannya gratis di ruang spa lantai 7. Selain jacuzzi, kita juga bisa menikmati sauna, steem, dan berendam di whirpool sepuasnya tanpa harus membayar lagi. Fasilitas ini cukup bikin badan kita kembali segar.
(Foto bersumber dari sini)
Selain spa, di lantai 7 juga terdapat fasilitas lainnya, seperti fitness center, badminton area, swimming pool, dan tempat bermain balita.
(Gambar di bawah ini diambil dari sini)
Aku juga suka dengan menu sarapan di hotel ini. Walau, Adimulia menawarkan gaya yang mewah dan elegan, namun tetap memberikan menu masakan lokal Medan, yang memang sangat dirindukan oleh orang-orang Medan yang merantau. Seperti Lontong Medan beserta sayur tauco yang sangat khas Medan, Soto Medan, dan sebagainya.
Lontong Medan yang sudah kuhabiskan dengan lahap. (Foto adalah dokumen pribadi)
Area lain yang cocok untuk ngobrol berdua suami dan cukup romatis adalah Executive Lounge. Tapi ini adalah area tea spot dengan menu makanan yang tidak terlalu berat, karena memang hanya untuk santai. Tidak terlalu berat di perut, tapi berat di harga, hehehehe.
(Foto adalah dokumen pribadi)
Nah, bagaimana? Sudah cocok belum untuk agenda santai berdua dengan pasanganmu sekali waktu? Semoga ulasanku ini membantu dalam menentukan pilihan kelak ya.
Semangat terus. Dan welcome back. Salam @fidaarfah.
Congratulations @fidaarfah! You received a personal award!
Click here to view your Board
Do not miss the last post from @steemitboard:
Congratulations @fidaarfah! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!