By @ismadi
Barista Sedang Menyaring Kopi Khas Aceh
Sejarah Warkop Aceh
Aceh dikenal sebagai daerah dengan jumlah warung kopi (warkop) terbanyak di Indonesia dan Aceh dijuluki sebagai daerah “seribu warung kopi”. Warkop atau dalam bahasa Aceh disebut dengan ”keude Kupi” itu terdapat di semua daerah, baik warkop besar maupun kecil. Warkop itu mempunyai tingkat kepentingan yang sama dengan warung sembako dari pandangan orang Aceh. Daerah yang tidak atau kurang jumlah warung kopinya maka dapat dipastikan akan sunyi dan perekonomian lambat berkembang karena jarang dikunjungi oleh berbagai pihak. Belum lengkap rasanya jika suatu daerah belum terdapat warkop. Warkop Aceh dan segala kebiasaanya dipengaruhi oleh Turki dan juga China.
Pada zaman dahulu, warkop di Aceh itu umumnya sangat sederhana, hanya berdinding kayu dan beratap daun rumbia atau seng. Seiring dengan perkembangan waktu maka warkop telah direkonstruksi dan direhabilitasi wajahnya sehingga penampilannya menjadi lebih kinclong karena mengikuti “trend”. Saat ini banyak warkop yang sudah sangat bagus, baik itu bangunan, kursi dan ditambah dengan dekorasi mewah. Semua warkop dilengkapi dengan TV berbayar dan layar lebar yang dapat menampilkan aneka channel hiburan, informasi dan oleh raga. Hampir semua warkop juga menyediakan wifi gratis bagi pelanggan agar bisa browsing, berselancar, sambil minum kopi dan bercengkerama dengan teman dan sahabat serta keluarga. Kalau dulu barista dan pelayan hanya “milik” kaum laki-laki maka saat ini posisi tersebut sudah banyak diisi oleh perempuan khususnya di kota-kota besar seperti Banda Aceh dan Lhokseumawe.
Saat ini, jenis warkop dibuat sesuai segmen pasar yang dibidik, apakah untuk orang biasa, eksekutif dan pejabat atau untuk mahasiswa. Bidikan ini menentukan dekorasi, jenis hiburan, kopi, makanan dan hiburan yang disediakan. Malah sekarang warkop banyak yang menyediakan ruang untuk rapat dan pelatihan.
Aktivitas yang ramai di warkop pada pagi, sore dan malam hari. Pada pagi hari, orang-orang minum segelas kopi atau teh dan memakan beberapa potong kue atau makanan lainnya sebelum beraktivitas. Pada sore hari-selepas asar- biasanya orang-orang ngopi sambil melepas penat dan mengembalikan kesegaran badan dan pikiran sebelum kembali ke rumah masing-masing. Waktu yang paling ramai adalah selepas shalat isya. Pada saat ini, warkop biasanya penuh sesak dengan orang-orang yang ngopi dan bercengkerama.
Salah Satu Sudut Warung Kopi di Banda Aceh
Minuman yang disediakan di warkop saat ini sudah beraneka ragam varian dan rasa, juga tidak melulu kopi, ada juga jus, minuman kaleng dan botol, air mineral dan juga jus. Jenis makanan juga beraneka ragam, mulai kue tradisional Aceh seperti timphan, puleut (ketan bakar), bue gurie (nasi gurih), mie Aceh, martabak terbalik, roti cane dan makan khas Indonesia lainnya seperti lontong, sate padang, burger sampai kentang goring.
Noktah Hitam Warkop Ace
Warkop sering dipandang sebagai tempat yang kurang produktif karena ada sebagain orang yang menghabiskan banyak waktu secara sia-sia di sana. Kondisi inilah yang menyebabkan “kesan” warkop menjadi kurang baik. Banyak ada orang yang menghabiskan waktu di sana seperti nongkrong berjam-jam, “bergosip” atau membicarakan hal-hal yang tidak penting, atau melakukan permainan yang dianggap “sia-sia” seperti catur dan kartu domino.
Mereka yang malas masuk kantor atau juga siswa yang bolos sekolah sering ditemui dan terjaring razia Satpol PP di warkop, ngobrol dan ngopi berkepanjangan. Tidak jarang pegawai negeri sipil (PNS) pada jam kerja tetapi asik ngopi di warkop dan mengabaikan tugasnya sebagai abdi negara untuk melayani masyarakat. Mereka yang malas bekerja sering juga menjadikan warkop sebagai “tempat pelarian” dari rumah dan baru pulang pada sore hari. Dulu orang sering main catur dan domino di warkop, namun saat ini tidak dijumpai lagi karena sudah dilarang. Kedua permainan tersebut dianggap kegiatan yang sia-sia, yang mendatangkan banyak “mudharat”-nya dibandingkan dengan manfaat yang didapat.
PNS Yang Diduga Bolos Kerja Terjaring Razia
Kedaan seperti di atas menimbulkan “image” bahwa produktivitas orang Aceh sangat rendah. Banyak himbauan yang dilakukan oleh pejabat agar orang-orang tidak terlalu lama menghabiskan waktu di warkop, setelah minum langsung melakukan aktivitas kembali. Sampai-sampai Ibu Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, pada sebuah kesempatan pernah menghimbau agar orang Aceh mengurangi jam nongkrong di warkop. Ini tak lepas dari pantauan beliau selama melakukan bisnis udang dan ikan di Aceh khususnya di Simeulue.
Wajah Putih Warkop Aceh
Warkop dapat dijadikan sebagai wajah dan cermin kebudayaan Aceh. Di sana akan didapati kebiasaan orang dari berbagai golongan, suku, umur, dan strata sosial. Kedai kopi juga turut serta menghidupi banyak orang dan keluarga seperti para barista dan pelayan, ibu-ibu pembuat kue, nasi dan sebagainya. Bisa dipastikan, jika warkop ditutup maka roda perekonomian di suatu daaerah akan berhenti berputar. Hal inilah yangenyebabkan kedudukan wakop begitu penting dalam kehidupan orang Aceh.
Aneka Makanan Ringan di Warkop
Warkop juga dapat dijadikan tempat berinteraksi dan mengakrapkan satu sama lain, berdiskusi memecahkan berbagai persoalan, bekerja, dan juga mengerjakan tugas-tugas kuliah bagai mahasiswa. Warkop di Aceh ibarat gedung serba guna yang boleh didatangi oleh semua orang untuk melakukan berbagai hal dan tujuan.
Penutup
Aceh dan warkop merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Aceh tanpa warkop maka nilai-nilai keacehan akan kurang terasa dan hambar. Wajah putih warkop lebih dominan, namun ttidak dapat dipungkiri bahwa ada setitik “noda hitam” yang dapat mempengaruhi wajah warkop Aceh secara keseluruhan. Noda hitam ini ibarat “bopeng” yang terdapat pada wajah putih mulus gadis belia, yang tentu dapat mengurangi kecantikannya. Fenomena warkop di Aceh sudah menjadi bahan kajian para pakar seperti ekonom, sosiolog dan bahkan atropolog.
Bisa dipastikan, kejadian “Super Blue Blood Moon” akan menjadi topik yang sangat menarik diperbincangkan sambil minum kopi di warkop seluruh Aceh malam ini hingga beberapa hari ke depan.
Salam hangat di akhir Januari.
Lhoseumawe, 31-01-2018.
Warung kopi di Aceh paling banyak kita jumpai di wilayah Banda Aceh, Sigli, Bireun, lhokseumawe, langsa.
Tamiang, barat, selatan dan tengah agak kurang
I like the writing of your article is very interesting people to comment on your article ,,,
I want tips and tricks from you ,, please help
I like your words that are highly motivated ,, I want to ask for tips and tricks
from you how to write interesting ,, please help.
https://steemit.com/indonesia/@boyhaqi97/facts-of-value-of-blockhain-media-today
Mantap Pak Doto, mau dong di traktir di Barista...
Siap. Kapan Pak Senator @yusrizalhasbi kita minum kopi sambil ber-steemit ria. Ini kita sudah jarang sekali berjumpa.
Sudah sangat menjadi tradisi bagi orang Aceh untuk minum kopi. Apalagi saat ini dengan hadirnya barista barista handak yang membuat para pengunjung warung kopi akan bolak balik ke warung kopi setiap hari nya.😊
Tidak ke warkop atau tidak minum kopi seolah2 "rasa keacehan" orang Aceh itu menjadi berkurang karena ada tradisi yang belum dilakukan.
Wajah hitam warkop itu hampur tak ada. Karena cafe sekarang diisi oleh anak muda yang sebagian larut dalam dunia online.
Btw kapan nih kita ngopi lagi?
Kalimat terakhir yang paling enak dibaca, kapan ngopi lagi.
Segera dan kapan saja siap pak TKF.
Segera kita agendakan pak TKF. Nanti kita ajak juga pak senator @yusrizalhasbi, sang penyambung lidah kita.
Menatap gerhana yang tertutupi mendung, sungguh kopi yang bisa menyaksikannya....
Bak Kamoe hana deuh, blue blood moon nyan.... hehehe
Kami di Aceh sangat jelas melihatbya dengan mata telanjang. Mulai sebelum magrib dan menjadi bahan ulasan dan diskusi menarik sambil menyeruput segelas kopi di warkop.
Mantap ulasannya.. Keren pula ilustrasinya.. Jadi kangen ngewarkop di Aceh.. Izin resteem ya...
Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya @ayie77. Saya merasa terhormat kalau postingan saya di-resteem. Tks
Saya telah encicioi kopi gayo memang enak , mangat that
Kopi Gayo, salah satu kopi terbaik di Dunia. Bahkan dengar2, perusahaan besar yg menjual minuman kopi juga mengambil biji kopi dari Takengon, dibawa dan diolah di AS dan kemudian dijual kembali menjadi minuman kopi siap saji di gerai2 kopi mereka dengan harga selangit.
Mantap,,,rasanya tanpa kopi,,,aktivitas kurang semangat,,,,,hanya kopi yg ngerti perasaan,,,,
*slm steemian sukses,sudah di vote y,,jgn lupa siggah dan follback **@derryichsan juga,,,wassalam
Ok. Terimakasih. Sip....
Aceh wajah warung kopi, atau
wajah aceh warung kopi?.... hehehe
Postingan yang sangat betmanfaat. Salam kenal dari bireuen @ismadi
belum pernah saya minum kopi yang menyajikannya wanita