Kampung Aktor, Nilai Wujud dan Proses Kreatif

in #indonesia6 years ago

Tempo hari saya mendapat SMS dari salah seorang rekan saya di Tasikmalaya, isi sms tersebut berupa pemberitahuan pagelaran drama oleh salah satu kelompok teater di Tasikmalaya… TEATER DONGKRAKtea dongkrak.jpg
Kelompok ini sudah cukup lama eksis dalam dunia teater hususnya di Tasikmalaya. Adalah Jabo Widiyanto salah seorang tokoh muda kesenian Tasikmalaya yang sekarang tengah berupaya mencari calon pendamping hidupnya…. Kejombloan Jabo memang sangat beralasan. Hal yang membuat saya salut adalah ungkapan satire nya terhadap dunia perteateran Tasikmalaya
Screenshot_3.png

Tak ada yang dapat saya simpulkan dari pertemuan singkat saya dengan jabo, hanya sebatas silaturahim semata, berkunjung ke rekan-rekan, ngobrol ngaler ngidul dan sempal guyon. Ternyata dari semua itu saya membaca banyak informasi mulai dari A sampai Z kondisi atau geliat seni di tasik. Sudah tidak asing bagi kita siapa tokoh-tokoh yang bergerak di belakang majunya tasik sebagai kota seni. Alhamdulillah Tasik ternyata mendapat respon bahkan diperhitungkan di jagat seni dunia. Semoga
dan kita tahu juga, ada banyak tokoh seniman muda yang berkualitas di sini. Selain Jabo Widiyanto si lelaki kalem dengan senyum mata pisau nya, ada juga kang Ashamansyah timutiah, Bode Riswandi, Tatang Pahat, Doni M Nur, Irvan Mulyadie, Gun Gun, Didit yudistira, Nina Mina Reli, Yadi PUK, Addud Tatep, Endang Haris, Diego Munggaran, Camay Eboldts, Edy Martoyo, Erni Gusti Rahayu, Lintang Ismaya, Dom Puntila, Ojo Duraring, David Medianto, Bungsu, dan rekan-rekan lainnya yang sangat berkompeten dalam dunia seni, teater hususnya.

Inilah mungkin yang menjadi penanda lahirnya buah pikiran yang menggeliat dari tubuh dan nalar seorang creator yakni KAMPUNG AKTOR; sebuah ruang eksplorasi dan ekspresi tempat berkumpulnya masyarakat seni yang berpusat di gedung kesenian tasikmalaya. Ini tengah di susun oleh para mujahid seni tasik. Semoga cita-cita ini dapat terwujud guna menyempurnakan niat itikad baik.
KAMPUNG KATOR mungkin harus terwujud esok atau suatu hari nanti. Dan semoga Jabo Widiyanto segera mengakhiri kejombloannya

Ada satu buah pikiran beliau yang sangat menarik yang saya dapat dari obrolan sederhana saya dengan beliau.. waktu itu, di rumah salah seorang Penyair muda Tasikmalaya Bode Riswandi, di hadiri pula oleh para nonoman muda penggiat seni lainnya yakni Deden Piul sang legenda, Ryan Rembo, Azi Juansah dan lain2. Dari hasil pembicaraan tersebut tersebut, Jabo menarik kesimpulan tentang kondisi progresif di tasikmalaya terhadap konteks seni teater. Beliau mensinyalir adanya pergesekan budaya yang teramat lambat, di akuinya gesekan yang diterima kelompok seni teater tidak seuruhnya mengena, mungkin hal ini disebabkan oleh banyak hal dan dilemma. Rupanya Jabo rindu akan ruang yang dulu pernah membuat pergesekan terasa nyaman, aman, manis dan kerap mengundang inspirasi. Jauh beda dengan sekarang, iklim kondusif di rasakan kurang begitu akrab bahkan jauh dari suasana yang fresh and comfort… apalah artinya itu buat saya, yang jelas saya memahami betul gejala kegelisahan Jabo, apalagi puncak kejombloan Jabo sudah melampaui ambang batas. Jabo Cuma berdalih, saya akan tetap bertahan dengan perasaan ini tapi saya akan terus berjuang dengan apa yang telah di cita-citakan rekan-semua. Doakan saya pintanya sambil mengacungkan peureup ka langit, disusul dengan teriakan deden piul dari belakang “allohuakbar..”