Tak ada alasan kuat untuk mundur bagi @apilopoly. Jika ada yang ingin menjadi leader di Jakarta, bukan dengan mengkudeta Pilo, tapi bisa bikin sub-komunitas lain.
Tim KSI Jakarta sekaligus Steemian Budaya melakukan #promo-steem di Pojok Steemit, TIM, Jakarta
Pengumuman mundur Ketua KSI Chapter Jakarta Pilo Poly @apilopoly untuk mundur dalam tulisannya berjudul Melepas KSI Chapter Jakarta sungguh mengagetkan. Saya sungguh kaget karena malam sebelumnya kami baru saja bertemu, ngobrol dan ngopi di Pojok Steemit di pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Kala itu kami menyambut tamu Steemian Budaya dari Bengkulu Emong Soewandi @emongnovaostia.
Saya (@musismail), Emong dan Willy Ana @willyana berangkat bareng menggunakan taksi online dari lokasi acara Forum Masyarakat Kesenian Nasional (FMKN) di Kemayoran, Jakarta Pusat. Kami baru saja selesai mengikuti pertemuan 100 seniman dari berbagai bidang itu. Acara diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kami tiba di Pojok Steemit sekitar pukul 21.10 Wib. Di sana sudah ada penyair asal Aceh Din Saja dan Irmansyah @mpugondrong. Setelah @mpugondrong pamit, beberapa saat kemudian @apilopoly tiba. Ia mengaku baru saja dari kediaman sastrawan LK Ara di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Ia menyalami kami satu persatu. Kami mengobrol ringan aneka hal, termasuk soal Steemit.
Pilo Bercanda
Bahkan @apilopoly sempat meledek dan mencandai saya. "Jangan terlalu serius posting Pak Mus, Steemit gak ada duitnya," kata dia. Saya memang sering mengingatkan teman-teman agar tak bermimpi indah di Steemit jika kita baru bersteemit dan tak punya Steem Power besar. Jika tak punya modal (untuk membeli Steem) perlu waktu panjang untuk dapat reward yang indah di Steemit. Kecuali kita punya modal tentu akan lebih cepat. Saya selalu memberikan kesadaran semacam itu kepada teman-taman agar mereka tak cepat kecewa.
Dengan demikian, menulislah dengan riang gembira, tanpa mengorbankan kualitas, tapi sebaliknya terus memperkuat kualitas. Selain itu, tetaplah bekerja di tempat masing-masing yang sudah jelas pendapatannya. Jangan sampai pekerjaan utama terganggu. Bagi penyair tetaplah menulis puisi di media-media yang memberi honor yang pantas. Bagi cerpenis, eseis, novelis, tetaplah seperti biasa -- menulis di ruang yang selama ini diakrabi dan mendapat upah (honor dan royalti) dari sana.
Ketika dicandai Pilo, saya menanggapinya seperti obrolan-obrolan sebelumnya. Saya mengatakan pendapatan utama saya tetap dari pekerjaan saya selama ini plus pekerjaan sampingan seperti jasa cetak buku di penerbit @imaji, menulis di media mainstream dan honor-honor dari kegiatan lain, semisal menjadi pembicara diskusi, seminar dan workshop. Sama sekali bukan dari Steemit.
Justru saya banyak mengeluarkan uang untuk mempromosikan Steemit dan #promo-steem, mulai dari ongkos angkutan, bensin mobil, tol, hingga biaya ngopi-ngopi. Saya belum pernah sekali pun mencairkan uang dari SBD untuk keperluan itu karena memang nilainya kecil dan sama sekali tidak sebanding dengan apa yang telah saya keluarkan. Saya menggunakan Steemit sesungguhnya sama saja dengan saya dengan ngeblog di tempat lain.
Bahkan, saya punya beberapa website budaya yang saya kelola, yang domain dan hostingnya saya bayar sendiri, salah satunya infosastra.com. Dari sana saya juga tidak punya pemasukan, tapi saya senang mengerjakannya. Tiap tahun saya harus membayar biaya domain dan hosting. Saya juga punya blog pribadi di musismail.com, meskipun sekarang lagi down, namun domainnya masih terus saya perpanjang dan saya bayar.
Saya boleh dibilang generasi awal yang punya website. Ceritanya, pada awal 1997, saya bekerja di Tempo Interaktif - milik grup Tempo -- sebuah portal online pertama di Indonesia. Kala itu, saya membuat blog di sebuah platform gratis, salah satunay anglefire. Saya diajari membuat blog oleh kawan sekantor yang bekerja di bagian teknologi informasi. Itu jauh sebelum blog blogspot dan wordpress ada.
Ketika wordpress dan blogspot muncul, saya pun punya blog di saya, yang hingga sekarang masih bisa dilacak kapan pertama sekali saya bikin. Blog saya adalah jalansetapak.wordpress.com, musismail.blogspot.com, tariancermin.blogspot.com, dan beberapa lainnya. Saya juga ngeblog di Kompasiana, Blogdetik dan Indonesiana. Jadi dunia bloging bukan hal baru bagi saya.
Apakah saya dapat uang dari sana? Tentu saja tidak. Tapi, dasarnya saya senang menulis, dan saya sudah cukup gembira tulisan saya bisa dibaca oleh orang lain. Tentu saja tulisan saya di blog berbeda dengan tulisan yang saya kirim ke media mainstream. Menulis di blog bagi saya adalah ruang relaksasi, rekreasi dan berbagai gagasan-gagasan ringan. Bukan untuk mencari uang. Saya memang punya akun adsense, tapi nilainya kecil.
Begitu pula di Steemit. Meskipun Steemit menjanjikan reward, tapi bagi pemula tak mudah mendapatkan banyak, kecuai recehan saja. Tentu saja recehan itu tak akan cukup untuk ngopi apalagi mentraktir kopi kawan-kawan. Boleh saja ada teman yang bilang reward juga penting dan itu memang benar. Tapi mendapatkan reward yang besar tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada proses yang harus dilalui.
Alasan Mundur
@pilopoly sedang #promo-steem
Kembali ke soal Pilo Poly. Ketika bertemu di Pojok Steemit ia sama sekali tidak mengabari kami bahwa ia akan membuat pengumuman mundur. Itulah yang membuat sejumlah kawan kaget, bahkan ada juga yang kecewa. "Sebagai kawan, harusnya ia ngobrol dulu dengan kita," ujar seorang teman. Saya bisa memahami teman-teman yang merasa tersentak dengan keputusan Pilo untuk menudur -- meskipun sudah pernah memberi isyarat untuk itu.
Lebih tersentak lagi ketika alasannya karena "omongan orang luar" yang (saya tahu orangnya) baru bergabung di Steemit. Orang itu pun tahu Steemit dari saya dan teman-teman, yang lalu kami mengajaknya bergabung di KSI Chapter Jakarta. Orang itu, mengutip dari postingan @apilopoly berjudul Melepas KSI Chapter Jakarta, mengatakan:
Saya sudah memikirkan keputusan ini jauh-jauh hari ketika saya mendapatkan sebuah statemen dari seseorang terkait Ketua KSI Chapter Jakarta harus dipilih kembali. "Ini adalah negara demokrasi. Kita tidak bisa menunjuk orang untuk menjadi ketua tanpa ada persetujuan dari anggota," kata statemen itu.
Meetup di Kafe Cangkir Sembilan bersama @razack-pulo dan @ayijufridar
Saya tak menyangka ada yang berpikir seperti itu. Jelas, statemen seperti ini bukan sebuah kritik membangun, tapi niatnya adalah memecah belah. Saya sama sekali tidak menyangka orang tersebut akan berkata seperti itu. Jelas sekali ia seperti ingin sekali menggantikan @apilopoly menduduki Ketua KSI Jakarta atau mungkin mendorong orang yang bisa ia "dekte" untuk duduk di posisi itu. Sebab, Pilo bukan orang yang mudah dipengaruhi.
Di kalangan pegiat sastra, Pilo dikenak sebagai sosol yang punya prinsip dan berkarakter. Ia salah satu penolak puisi-esai yang dimotori Denny JA. Beberapa penulis yang juga Steemian juga ada yang "tergoda" jadi pengikut Denny JA karena honornya Rp 5 juta untuk menulis satu puisi bagi yang mau menulis puisi esai. Bukan sekedar statement, ia mengumpulkan tandatangan penolakan dan ia serahkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama sejumlah teman sastrawan muda lainnya.
@willyana, @musismail, @blogiwank, @andrianhabibi, @apilopoly dan @ahmadunyh di rumah Ahmadun Y. Herfanda di Tangerang Selatan.
Ia juga seorang pekerja keras dan cepat belajar terhadap sesuatu. Itulah sebabnya saya dan teman-teman penggerak awal KSI Chapter Jakarta, yakni saya, @willyana dan @andrianhabibi sepakat memilih Pilo sebagai Ketua KSI Chapter Jakarta. Lalu @andrianhabibi sebagai sekretaris dan @willyana sebagai bendahara. Disepakati juga menyepakati adanya penasehat (advisor) yakni saya @musismail, @blogiwank dan @ahmadunyh.
dari kiri: @blogiwank, @willyana, @ahmadunyh, @apilopoy, @andrianhabibi
Kenapa kami berempat bermusyawarah? Ya, karena pada waktu itu anggota KSI Jakarta memang berempat. Tentu saja kami tidak perlu mengajak Cak Muhammad, penjual kopi di Pojok Steemit, untuk ikut memilih karena ia belum menjadi Steemian. Setelah pengurus kecil itu terbentuk KSI Chapter Jakarta pun mulai menggeliat mengadakan berbagai kegiatgan, mulai meetup kecil, meetup sedang, diskusi dan promo-steem.
Jadi bila ada yang mengatakan pemilihan Pilo tidak demokratis, sungguh sebuah pernyataan yang tak ada alasan kuat. Selain itu, saya juga ingin bertanya, apa sih yang ingin "direbut" dari KSI Jakarta? Mengapa @apiloply harus "diturunkan" dan "dikudeta"? Saya sungguh miris. Apa yang terjadi sekarang menjadi mirip apa yang terjadi di dunia politik. Padahal, Steemit bukan ruang politik.
Tanggapan Penggerak Awal
WILLY ANA
Penggerak awal KSI Jakarta ikut kaget dengan mundurnya Pilo. Willy Ana, misalnya, mengatakan tidak menerima kemunduran Pilo. "Saya menganggap posting @apilopoly sebagai pernyataan tegas bahwa Pilo tidak mencari jabatan. Itu adalah semacam statemen moral," ujar Willy. Ia mengusulkan agar para penggerak awal bersama para penasehat yang disepakati kala itu untuk duduk bersama membicarakan masalah ini.
Selain itu, @willyana mengatakan:
Peran orang dalam menciptakan sesuatu itu perlu diapresiasi dan dihargai. Sekecil apapun itu. Tidak mudah untuk menyatukan ide-ide lalu menuangkannya dalam bentuk kerja nyata dan mengolahnya hingga terlihat perkembangan yang signifikan di KSI Chapter Jakarta. Apalagi ini dilakukan dengan sukarela, hanya semata-mata untuk keberhasilan bersama.
Kita hanya menyediakan wadah. Dan wadah ini siapa saja boleh mengisinya. Tapi, jangan sampai wadah itu dirusak oleh kepentingan-kepentingan di luar KSI Jakarta itu sendiri atau oleh orang-orang yang ingin "bekuasa". Kita sudah memmpercayakan Pilo, jangan pula ada di antara kita yang berubah pikiran untuk mendongkelnya. Kita harus konsisten mendukungnya.
Jangan ada di antara kita yang ikut-ikutan untuk "bermain" dan mengikuti genderang yang dipukul oleh orang lain. Janganlah kita mengkhianati teman kita sendiri. Hargailah apa yang telah kita lakukan dan dilakukan teman kita. Tidak pantas kita mengacaukannya. Jadilah manusia yang bijak.
IWAN KURINAWAN
Iwan Kurniawan, @blogiwank, yang sejak awal disepakati sebagai penasehat (advisor) sekaligus Admin KSI Jakarta, juga merasa sedih dengan kondisi yang tak sehat ini. "Pengunduran diri Pilo atau pengurus lain sepatutnya dibahas di pengurus. Dan saya tak berharap Pilo atau siapa pun mundur karena tak ada alasan yang memadai untuk mundur," kata Iwank, yang sehari-hari editor pelaksana sebuah majalah terkemuka Indonesia itu.
Berikut lengkapnya sikap @blogiwank
KSI Jakarta itu komunitas. Bukan ormas, partai, atau organisasi terstruktur lainnya. Ketua dan sebagainya cuma perangkat untuk menggerakkan komunitas. Bayangkan, kalau tak ada pengurus, tidak ada orang yang sibuk mendorong komunitas agar berkembang.
Keanggotaanya sukarela. Soal anggota, misalnya, tak ada kewajiban tertentu seperti lazimnya organisasi. Siapa saja boleh bergabung sepanjang merasa cocok dan mau mendukung komunitas. Yang kurang cocok bolleh bikin komunitas sendiri, misalnya Komunitas Steemit Penggemar Nella Kharisma atau Komunitas Steemit Film Jadul Jakarta. Tak ada yang melarang. Semakin banyak semakin bagus.
Pengunduran diri Pilo atau pengurus lain sepatutnya dibahas di pengurus. Dan saya tak berharap Pilo atau siapa pun mundur karena tak ada alasan yang memadai untuk mundur.
Yang menggugat kepengurusan ini cuma orang berpikiran sempit dan dengki. Kalau kau tak suka, sana bikin komunitas sendiri. Jangan kayak politikus hitam yang suka mengacak-acak organisasi lain.
Tidak Perlu Mundur
Saya pribadi, @musismail, berpendapat bahwa tidak ada yang perlu mundur dan/atau dimundurkan. Bagi satu-dua orang yang "bernafsu" menjadi laeder (pemimpin) organisasi Steemit di wilayah Jakarta saya kira tak ada salahnya jika membuat sub-komunitas baru, dengan berbagai nama. Makin banyak sub-komunitas makin bagus. Tidak perlu merongrong sub-komunitas yang sudah ada. Kecuali bagi mereka yang memang senang dengan perpecahan.
Lagi pula, jalannya KSI Chapter Jakarta baik-baik saja. Sejumlah meetup terus dilakukan. Promo-steem pun terus berlangsung. Jadi, tidak ada yang perlu berubah. Jika pun harus berubah, tentu saja harus didahului oleh ksepekatan bersama para pendiri dan penggerak awal. Tidak boleh salah seorang di antara mereka langsung membuat pengumuman mengajak ganti pengurus. Sikap semacam itu justru memperlihatkan watak tidak demokratis. Apalagi orang tersebut andilnya sangat kecil di KSI Chapter Jakarta.
Pilo dipilih dalam musyawarah para pendiri dan penggerak awal, tentulah jika mundur juga harus disepakati bersama pula. Begitulah logikanya. Maka itu, saya berharap persoalan yang dihadapi Pilo dan KSI Chapter Jakarta bisa diselesaikan sambil ngopi-ngopi. Sehingga suasana tetap sejuk dan riang gembira.
JAKARTA, 23 April 2018
MUSTAFA ISMAIL @musismail
IWAN KURNIAWAN @blogiwank
WILLY ANA @willyana
Saya kira terlalu berlebihan kalau @apilopoly memutuskan mudur karena ada statemen yang dianggap sebagai bentuk kudeta. Kalau tak salah saya sempat hadir diujung pembicaraan antar @apilopoly dan pepmbuat statemen itu, hemat saya itu hanya pernyataan yang mencoba menganalisa masalah-masalah kecil yang sedang merundung KSI Jakarta. Hanya celoehan d kedai kopi, itupun terjadi karena memang Pilo datang dan bertemu untuk sharing. Jadi saya rasa kita cukup duduk sambil haha hihi di kedai kopi, semua akan clear dan tuntas. Masak gara-gara Steemit yang masih beta ini kita seserius ini, sih? Ayo ngopi, woi! :)
Saya juga udah buat postingan pengunduran diri juga bang @beladro. Tapi alasan saya berbeda. Sisi baiknya, ngopi-ngopi memang perlu. Tapi secara kesuluruhan. Saya sifatny menerima aja bang. Karena mau pulkam tanggal 26 april 2018. Saya tetap akan aktif bang. Semangat yaa bang.