dear steemit
Di sudut matanya bening air terbendung
mulut terkatup, wajah tengadah
pikiran hanya bertumpu pada harap yang sepertinya kosong
indahnya terhenti di sarang nakal laba-laba
bergeming di sana
Sesekali tubunnya ingin berontak
menolak apa yang tak sepaham
menjauhkan apa yang tak sejalan
namun hati berkata tak mampu
bahkan hingga mulut melafadkan asma Tuhan
tiada di sana jawaban yang diinginkan
Gadis itu merasa kehidupan ini begiru naif
tersiakan dari hasrat dan cita
terasingkan dari buah-buah cinta di pikirannya
hingga senyum tak cukukp mampu menjadi penawar perih
bahkan jika bunga setaman bermekaran
tiada itu mencipta ketentraman batinnya
Gadis itu;
dengan linang air matanya masih mencoba meraba
menikam sepi yang nyaris setiap malam menggaulinya
menepis prahara di ujung sujud dan doa
teramat mulia memang
meski tak dipungkiri sesak kian berjelaga
dan manis madu mulai hambar tak berasa
Gadis itu;
wajahnya masih ayu
cantik dengan seulas senyum manis yang selalu palsu
tapi di satu sisi tampak kuyu
kaku; seperti lidahnya yang mulai kelu
meski hanya sekadar menyatakan kata cinta
cinta yang tak lagi pernah bisa diartikannya sebagai bahagia
cinta yang memenggal separuh hasrat jiwanya
menyisakan getir di ujung jantung yang detaknya kian lemah
yang degupnya kian tumpul
Sang lelakinya pergi entah ke mana
ia hanya tahu lelakinya masih ada
hanya mungkin waktu terlalu tega untuk tak berdusta
keduanya memupuk cinta
keduanya juga tersayat belati prahara
ketika;
lidah ayah bunda mereka mengucap kata “tidak”
kalimat singkat yang menyapu harapan hingga tamat
kalimat singkat yang merampas mimpi hingga sekarat
“cinta itu angin”
kosong tanpa warna, tanpa rupa
begitu jawaban hatinya
Maka dibiarkan pereasaan itu membuatkan makam di hidupnya
dibiarkan terkubur amat dalam tanpa bisa bangkit lagi
Gadis itu masih hidup
tapi jiwanya mati
entah sampai kapan?
semoga keajaiban lekas datang dan kembali bawakan pelangi
seperti namanya, “Pelangi” yang tak lagi berpelangi
Follow and vote @babemuda