#KAMPUNGKU_YANG_GUYUP

in #indonesia6 years ago

20181212_200843.jpg

Grup Hadroh 'Khairunnisa' ibu-ibu PKK RW 01.

Salam sehat dan sejahtera teman-teman,
selamat beraktivitas semoga selalu bermanfaat.

Siapa diantara teman-teman yang berasal dari kampung atau wong ‘ndeso’ seperti saya? Apakah lingkungan sekitar masih benar-benar ‘ndeso’ seperti dulu?

20181216_033449.png

Alhamdulillah bisa bermain tanah dan menikmati udara 'ndeso'

Banyak sawah, kebun, sungai yang tidak pernah kering airnya, atau suara burung berkicau setiap pagi? Banyak buah yang jatuh dan bisa diburu setiap saat. Burung bangau menemani petani masa tanam. Apa lagi ya? Ini gambaran desa yang pernah saya tinggali.

20181216_032324.png

Seiring berjalannya waktu, perlahan namun pasti. Perubahan terjadi di desa (kampung). Banyak sawah dijual dan dijadikan rumah atau perumahan. Bahkan seorang warga pernah mengatakan labih baik menanam rumah daripada padi. Kenapa bisa demikian?

Menanam rumah dapat uang (rumah dibangun dikontrakkan) sedang menanam padi menghabiskan uang! Nah, bagaimana ini?

Menurut cerita para petani yang bertetangga dengan saya. Ternyata hidup bercocok tanam sudah tidak seperti dulu. Modal untuk menggarap sawah sering tidak kembali, artinya merugi. Bisa pulang modal itu sudah syukur alhamdulillah. Mahalnya pupuk dan cuaca yang kurang bersahabat menjadi kendala petani .

Jika musim hujan terus menerus berakibat banjir dan merusak lahan. Dan sebaliknya kekeringan sampai membuat sungai yang mengaliri sawah seperti tersedot entah kemana. Tanahnya pecah-pecah dan kering tidak bisa ditanami.

Terkadang faktor lingkungan yang lain, tikus dan burung yang masya Allah banyaknya. Para petani sampai kewalahan menghadapinya.
Tak jarang petani memanen hasil sawah sebelum waktunya. Jelas ini merugikan, karena hasil dari sawah tidak bagus. Tetapi kalau ditunggu sampai panen, adanya hanya memberi pesta untuk tikus dan burung. Sama saja, kan?

Begitulah petani di kampung saya. Dan itu berlangsung terus menerus sampai sekarang.
Pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat berdampak pada kebutuhan primer, berupa papan. Dalam sepuluh tahun terakhir jumlah KK di satu RW mencapai puluhan. Rata-rata pendatang dan anak cucu dari penduduk asli.

Dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti tidak mengurangi kebersamaan di kampung yang bernama Tapan ini. Dulu hanya ada satu kelompok dasa wisma, kini anggotanya semakin banyak dan akhirnya harus di pecah menjadi dua dawis.

20181216_031625.png

Arisan gabungan dua dawis bertempat di soto gerabah Kalasan.

Kegiatan ibu-ibu yang banyak bergelut dengan dapur, pasar, dan sawah ini sangat positif. Arisan, tabungan, iuran untuk sosial yaitu dana untuk menjenguk warga yang sakit dan meninggal.

Informasi dari pedukuhan juga disampaikan pada saat pertemuan. Ada anggota yang ditunjuk untuk mengikuti arisan pedukuhan. Informasi ini membantu warga mengetahui perkembangan di kelurahan. Efektif dan efiseien cara kerja ibu-ibu rumah tangga ini.

Kegiatn lomba tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten pernah juga diikuti. Seperti biasanya dalam perlombaan, pernah kalah dan menang.

Satu langkah ghirah atau semangat kelompok PKK ini adalah dengan membentuk grup Hadroh bernama ‘Khairunnisa’. Kelompok yang khusus menyenandungkan lagu-lagu reigius.
Baik yang bersyair jawa, arab dan bahasa indonesia tentunya.

Setelah terbentuk beberapa tahun lalu, grup ini semakin solid. Seorang anggota yang mengiringi ada yang lansia. Dan seorang remaja putri menjadi salah satu vokalisnya. Grup ini sering diundang ke cara-acara hajatn dan pengajian. Ķ

Dawis dengan nama Anggrek 1 digawangi seorang ibu rumah tangga yang tidak tamat SMA. Sehari-hari beliau bekerja di sawah. Bagi seorang yang tidak pernah mengenyam ilmu publik dan semacamnya, sudah cukup lumayan untuk menjadi ketua kelompok. Secara mental beliu sudah terbiasa menghadapi orang banyak. Meski dengan bahasa yang sangat sederhana.

Kerukunan atau sifat ‘guyup’ menambah hubungan antar warga semakin baik. Bila ada yang mengadakan hajatan, para ibu-ibu membuat panitia membantu bagian logistik.

Mereka seperti tim yang sudah terbentuk sedemikian rupa. Ada bagian memasak nasi, membuat lauk, penerima tamu, dan pengadaan barang yang biasanya dilaksanakan bersama-sama.

Jika ada warga perempun yang meninggal, ibu-ibu ini membantu mengurus jenazah dari awal sampai akhir. Urusan pemakaman menjadi tangunga jawab kaum pria.

Program lansia dan balita juga dilaksanakan setiap bulan sekali.
Sikap guyup ini tercermin pula pada saat pengumpulan dana. Satu kegiatan semisal gizi lansia, dana dari kas ditentukan sekian ribu. Kelompok yang bertugas akan meminta iuran pada anggotanya, jumlah nominlnya tidak seberapa, tetapi kebersamaan itu yang lebih terasa

Untuk lansia biasanya diadakan senam dan gizi lansia. Gerak jalan lansia pernah diadakan juga.
Di kampung ini kami saling menjaga dan menghormati. Hidup berdampingan tanpa masalah berati. Siapa saja yang menjadi warga di sini mendapat hak dan kewajiban yang sama.

Rasa aman dalam konteks tetap waspada dari perilaku kriminal berusaha ditingkatkan. Dengan adanya ronda di malam hari.

20181216_032657.png

Balai RW 01 kampung Tapan. Bangunan terhenti biaya swadaya belum mencukupi.

Jika sudah berkumpul bersama diselingi gurauan yang akrab, tidak terpikir lagi kelelahan dan pekerjaan yang menanti. Semangat untuk ibu-ibu semua PKK di kampung Tapan, Purwomartani, Kalasan.