#MEMBANGUN SEMANGAT DIRI

in #indonesia6 years ago

20181206_101515.jpg

Hallo teman-teman Steeminian. Salam sehat dan bahagia.

Ada dua pekan blog tidak berpenghuni. Kangen juga melihat-lihat karya teman-teman. Apapun alasannya, kini untuk memulai butuh sekian persen ‘kekuatan’ membangunnya. Bukan tidak menulis sama sekali. Tetapi semangat dan kemauan sedikit meredup. Inilah penyakit yang tidak ada resepnya dari dokter manapun.

Meski bukan pekerjaan baku atau sampingan. Dan cenderung pada kecintaan dari gerak hati. Tetap saja belajar menulis yang berkualitas juga tidak mudah.

Selepas ngedonat saya merenung sembari mata memandang bunga kaca piring yang harum dan baru mekar. Serasa wanginya menebar semangat lagi. Masya Allah.

Teringat juga ungkapan yang memberi asupan energi jiwa. Seperti ‘mati satu tumbuh seribu’ atau ‘dian yang tak kunjung padam’. Pepatah jawa yang akrab di telinga ini ‘obah mamah, gremet klamet-klamet.’ Semua mengisyaratkan pada gerak diri. Ada keyakinan bahwa setiap langkah akan ditentukan oleh usaha atau ikhtiar.

Motto hidup ‘pantang menyerah’ ternyata tidak mudah juga dalam pelaksanaannya. Di segala kondisi harus terus bangun dan menatap ke depan. Tak peduli jalan terjal, berliku dan menukik. Kendala dari luar dan dalam diri jangan pedulikan. Padahal jika mau jujur kendala dari dalam diri lebih sulit mendamaikannya.

1030789_L.jpg

[Sumber][https://pixabay.com/en/road-winding-street-bridge-1030789/]

Hati ini terpaut dengan sebuah Firman Allah SWT. Dalam surah Al ‘Ashr ayat 1 sampai 3. Surah pendek sarat dengan penyemangat jiwa.

‘Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati dalam kesabaran.’ Maha benar Allah dengan segala Firman-Nya.

Alhamdulillah, firman Allah SWT itu sungguh indah dan dahsyat. Mencakup aspek yang erat dengan semangat dalam menapaki hidup.
Orang yang merugi bukanlah yang tidak berpenghasilan. Bukan pula yang tidak sibuk, tetapi bagi yang menyia-nyiakan waktu ( beraktivitas) tanpa niatan beribadah.

Tidak memanfaatkan waktu untuk hal yang bermanfaat. Tidak menggunakan waktu untuk berdaya guna dan berhasil guna. Jika seorang ibu memasak atau menemani anak bermain semua kegiatan akan menjadi manfaat. Bila si ibu paham dengan niatan ibadahnya. Cukup mudah dan menyenangkan, bukan?

Intinya aktivitas tubuh ini memiliki makna dan bermanfaat. Sehingga termasuk dalam golongan orang yang beriman dan mengerjakan amal kebaikan.

Subhanallah. Jika hati mendasar pada pedoman hidup yang benar, saya yakin di dunia ini banyak orang berbuat kebaikan. Mudah untuk menjadi orang baik karena bila melakukan kesalahan dan diingatkan dalam kebenaran, nuraninya yang bergerak. Segera meminta ampun dan tidak mengulangi kesalahan. Merasa sebagai makhluk yang lemah yang sering berbuat salah.

Baiklah, untuk diri pribadi penyemangat yang hebat berasal dari dalam hati ini sendiri. Jika tidak ingin menjadi hamba yang merugi maka harus ada perubahan. Bangun, bangkit dan berjalan sembari berdoa. Meluruskan niat bahwa tujuan hidup adalah untuk beribadah. Sebagai bekal di alam keabadian.

Insyaa Allah, semangat terus tertanam dan raga akan berkarya, berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tidak ada kata terlambat sebelum napas ini berhenti.

Menyadari bahwa manusia sebagai makhluk yang lemah. Hal ini agar terhindar dari sifat takabur. Sifat dari setan yang menyebabkan nasibnya tersingkir dari surga. Dengan kelemahan itu membuat jiwa ini terus berusaha menjadi hamba yang kuat atas seizin yang Kuasa. Rabb pemilik hati dan jiwa.

Akhinya perlahan namun pasti, muncul ide-ide berikut akan merangkainya. Menjadi untaian yang memacu untuk terus semangat. Menghasilkan karya yang bermanfaat walau itu pada lingkup yang sederhana. Ruang yang kecil.

Membangun kembali cita-cita bahwa menulis adalah sebuah panggilan jiwa. Menebar kemaslahatan bagi diri sendiri, syukur kalau bisa bermanfaat juga untuk orang lain.


Kalasan. 6 Desember 2018.

Sort:  

Penuh Inspirasi dan motivasi, barokalloh, salam, Assalamu`alaikum.