Surat untuk Rakan Perjuangan
Rakan perjuangan pada tema tulisan ini maksudnya teman satu organisasi, Forum Lingkar Pena (FLP) Aceh dan FLP Banda Aceh. Lebih tepatnya senior saya di organisasi yang memiliki lebih 40 cabang di dunia.
Teman dimaksud adalah Bunga (nama samaran). Penulis mengulas sedikit hal tentang FLP yang sering terdengar, bahwa FLP menganut prinsip Islam dan dakwah bil kalam. Artinya, semua kader FLP harus berdakwah lewat tulisan sesuai kemampuan, dan tentunya dengan dakwah yang sesuai tuntunan Alquran dan Hadis.
Alasan FLP inilah yang mengharuskan penulis menyurati Bunga. Alasan lainya, Bunga merupakan adik leting penulis di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry. Walaupun beda jurusan. Ada alasan satu lagi, yakni penulis memangku jabatan Penyuluh Agama di lingkungan Kementrian Agama Wilayah Aceh.
Problematika yang menjadi arus balik surat ini adalah sebuah tulisan Bunga. Berikut teks aslinya;
"Buat teman-teman Kristiani, selamat merayakan Natal dan Tahun Baru. Semoga cinta kasih dan berkat Tuhan selalu menyertai kita semua. Dan semoga kedamaian selalu menaungi negeri ini. Titip doa tuk negeri tercinta ini agar kita bisa selalu hidup rukun dan damai serta jauh dri bencana.
Monggo rayakan Natal semeriah dan sekhusyuk mungkin. Jangan khawatir perayaan Natal akan menyinggung perasaan kaum Muslim. Kami orang-orang Islam juga mengimani kelahiran Isa/Yesus yg penuh mukjizat. Itu ada tertulis dalam al-Qur’an."
Penulis yakin, Bunga kerap mendengar dakwah larangan dan tidak sepatutnya seorang muslim mengucapkan "Selamat Natal". Terlebih Bunga lulusan Pascasarjana Universitas Gajah Mada. Konon sangat akrap dengan beragam buku bacaan. Artinya intelektualitasnya tak diragukan lagi.
Dalam Islam, ucapan menjadi pertimbangan penting terkait status keislaman dan hukum bagi seseorang.
Misal, hubungan manusia lawan jenis akan jadi halal disebabkan ucapan, yakni akad nikah. Juga putus hubungan nikah disebabkan ucapan, yakni talak.
Seorang kafir bisa jadi muallaf disebabkan ucapan, yakni membaca kalimat tauhid/syahadad.
Natal dimaknai sebagai hari kelahiran Isa Almasih. Bagi Kristiani disebut Yesus. Kelahiran Yesus ini berkaitan dengan penobatan Yesus sebagai Tuhan. Serta erat kaitannya dengan keyakinan bahwa Yesus anak Tuhan. Dalam Injil Yohanes disebutkan: mula-mula Yesus itu bukan tuhan. Delapan hari kemudian baru dinobatkan sebagai tuhan.
Ketika seorang mengucapkan "Selamat Natal", sama halnya ia telah mengakui Yesus itu anak tuhan. Atau mengakui Yesus sebagai tuhan. Pengakuan ini kebanyakan tidak disadari oleh yang mengucapkannya terkait arti urgen "Selamat Natal". Melainkan mereka menyadari itu hanya lafal semata. Bahkan ada yang cemoohkan "apalah arti sebuah lafal dan apalah arti sebuah nama".
Saat seorang mengakui Yesus sebagai anak tuhan, maka dia telah melawan Quran, yang menjelaskan "Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan". Sebagaimana termaktub dalam surat Alikhlas.
Terakhir, sebagian orang menganggap ucapan "Selamat Natal" adalah hal biasa dan tak berpengaruh terhadap iman. Namun segolongan orang merasa akan rusak akidah bila mengucapkan kalimat tersebut.
Kondisi iman akan aman jika "Selamat Natal" tidak diucapkan. Meskipun Anda tidur dan makan selalu dengan kolega beragama Nasrani.
Abu Teuming
FLPers