Kanot Beulangong Tanoh

in #life6 years ago

Kanot Beulangong begitulah masyarakat Aceh menyebutkan periuk yang terbuat dari tanah liat. Periuk ini merupakan periuk tradisional yang terbuat dari campuran tanah liat dan pasir halus yang diolah menjadi berbagai macam jenis periuk juga peralatan dapur. Meskipun di era serba teknologi seperti sekarang ini, dimana semua serba canggih dan cepat, namun periuk ini masih menjadi favorit bagi masyarakat Aceh.

IMG-20180913-WA0029.jpg

Seperti yang dikatakan oleh Kak Ratna, salah seorang pengrajin periuk tanah ini di Menasah Puuk, Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie, beliau masih harus mengejar target untuk menyelesaikan 300 buah periuk untuk dibawa ke Banda Aceh. Beliau juga mengatakan bahwa pada saat Pekan Kebudayaan Aceh bulan lalu, hasil keterampilan tangan kelompok beliau memenangka lomba periuk ini sehingga pihak panitia memesan lagi dalam jumlah yang lebih besar.

Beliau sudah menekuni pekerjaan ini sejak gadis, turun temurun dari nenek moyang. Namun, anan beliau yang nomor dua tidak mau menekuni pekerjaan ini. Di gampong Menasah Puuk ini, hanya wanita setengah baya yang mau memproduksi kerajinan ini. Banyak anak gadis yang tidak mau lagi dengan alasan kotor. Padahal, menurut Kak Ratna pesanan masih sangat banyak, bahkan dari luar Sigli.

IMG-20180913-WA0026.jpg

Proses pembuatan periuk ini lumayan lama dan panjang. Tahap pertama, mereka mencampur tanah liat basah dengan pasir halus dengan menginjak-injak hingga tercampur rata. Campuran tanah dan pasir ini harus seimbang, jika tidak, pada saat pembakaran periuk akan ppecah dan tidak bisa digunakan. Selanjutnya, campuran tadi dicetak menggunakan tangan dan dibantu oleh penyangga khusus.

Bentuk dari periuk ini bisa bermacam-macam tergantung dari permintaan konsumen. Bisa berbentuk periuk, panci, piring dsb. Setelah dicetak, periuk tadi dijemur hingga keras, kemudian dihaluskan menggunakan kain basah dan dibersihkan belakangnya menggunakan potongan bambu.

Setelah itu diberikan gagang, kaki dbs. Ketika benar-benar kering, cetakan yang sudah jadi tadi dipoles menggunakan plitur atau cat kayu, baru setelah catnya kering, periuk ini dibakar. Kak Ratna biasanya menjadwalkan pembakaran periuk ini pada setiap hari jumat atau tergantung permintaan.

IMG-20180913-WA0027.jpg

Periuk ini memiliki khasiat yang sangat baik bagi kesehatan dibandingkan dengan periuk yang terbuat dari seng, aluminium ataupun stanlessteel. Selain tidak mengandung bahan kimia, memasak dengan menggunakan periuk tanah ini akan membuat masakan lebih enak dan berasa.

Alangkah sayang jika sekarang kita tidak lagi mengenal hasil keterampilan yang begitu apik dari nenek moyang kita. Padahal periuk ini sekarang telah dimodifikasi menjadi kreasi ucapan terima kasih pada saat pesta pernikahan. Harga satuan periuk ini tergantung pada besar dan modelnya.

Mari teman-teman kita kenalkan kembali keterampilan dan kerajinan tangan masyarakat pengrajin periuk tanah.