.
Purnama terindah telah membuka kelopak penuh aroma, jamuan Ilahi kan tersaji bak kesturi menembus relung hati, dan inilah saatnya kurehatkan lelah pada rengkuh kasih-NYA
Rasa padamu yang tak mungkin redam, gejolak jiwa berkendara fatamurgana masih saja menjadi kecamuk dalam dada, sejenak harus kurumahkan pada diam
Untuk melupakanmu serupa menghentikan oksigen dari dada, menghapus namamu tak ubahnya mencabut nyawa dari tiap aksara, dan sungguh itu tak mungkin walau suatu saat akan terjadi
Tapi, untuk satu purnama yang bertabur maghfiroh ini, ijinkan kutenggelam pada senandung suci, menikmati jamuan Ilahi seikhlas hati, walau dedo'a yang kerap kulangitkan, selalu ada namamu menyertai
Tetaplah kumandangkan bait-bait indahmu, selalu senandungkan balada sajak serupa awan berarak, dari penghujung lazuardi aku adalah ilalang yang selalu menyimak
Menarilah, pijarkan manik permata pada tiap senja tiba, seperti pertama kali aku menjumpai, betapa dari getar biola asmara yang mengalun, telah tergubah senandung batas langit bermandi hujan....