Reporter Tirto, Restu Diantina Putri, dalam beberapa minggu ini menulis ketidaktahuannya tentang Aceh, beberapa judul tulisan Tirto sangat mengusik saya, yang paling parah judulnya adalah Harus Sesuai Syariat, Anak Muda Aceh Sulit Mencari Hiburan. Dalam satu pernyataan dia tuliskan bahwa tak ada McDonald dan Starbuck di Aceh.
Kakak ini juga menuliskan tidak ada kebun binatang, dan lagi-lagi bioskop dipermasalahkan ketiadaanya, entah anak alay mana yang dia wawancara dan curhat kepada kakak ini kalau dia bosan malam minggu di Banda Aceh, mungkin yang diwawancara jomblo galau yang buta pengetahuan tentang Liga Eropa dan MotoGP.
(Source)
Beliau menambahkan minimnya juga wisata alam yang ramah perempuan. Mungkin kakak boleh sekali-kali ke Aceh biar saya ajak ke Lampuuk, Air Terjun Lhoong, Tangse, Puncak Geurute, Goh Leumo, Takengon dan Wisata Alam Aceh yang ramah perempuan.
Ketiadaan Sosial Insulting anak-anak orang kaya foto di Starbuck di Aceh itu karena kami tak se-alay anak jakarta yang bawa makanan sendiri dan makan di Starbuck. Kami punya kopi yang lebih enak dan lebih murah dari gerai minuman milik asing dan diisukan menyumbang dana untuk Israel itu. Sebuah kota maju peradabannya bukan karena ada Starbuck -Ada birdnews kalau bubuk kopi starbuck ada yang dari Aceh- dan Mc Donald Kak, bukankah kota yang maju itu kota yang menjunjung tinggi adap dan ilmu pengetahuan, bukan kota yang sarat hiburan.
(Source) salah satu tempat wisata Aceh yang ramah cewek
Memang ada waktu untuk hiburan, berolah raga dan berpergian ke tempat-tempat indah ciptaan tuhan. Mau lihat apa kakak di Kebun Binatang Aceh, Harimau? Gajah? Buaya? Ada kok di Aceh malah mereka hidup di kebun binatang yang luas, berpagar laut, beratap langit. Jika kakak mau lihat buaya, kakak bisa ke Aceh Singkil, mau lihat orangutan, lihat saja wajah saya...eh.. boleh ke taman Lauser. Gajah Ada di Saree, Pidie dan berbagai tempat lain.
Beberapa bioskop mini sudah ada di Aceh, bahkan Balai Pelestarian Nilai Budaya punya bioskop keliling, kami sudah jauh bergerak daripada kota besar lainnya, tidak lagi menonton film, kami Aceh sudah membuat film sendiri, ada sekitar 10 film yang berfaedah dari Aceh setiap tahun keluar melalui asuhan Aceh Documentary. Jadi kakak tak perlu kuatir Aceh tak update film baru, pas sudah bluray di torrent, langsung kami nonton dan kami menulis resensinya. Kalau kakak tak percaya boleh stalking akun steemit saya ini dan blog saya apampam.com, disana lengkap semua ulasan tentang film bagus yang saya tonton.
Orang Aceh adalah kumpulan orang-orang sabar menunggu film muncul dengan kualitas bagus untuk di download atau nonton streaming. Kalau banyak uang, kami ke Medan, Malaysia atau Jakarta untuk nonton, yang ngeluh curhat sama kakak berat diongkos ke Medan, berarti dia bukan fans sejati films, seorang fans akan berkorban apa saja demi menonton film kesayangannya tanpa mengeluh.
Untuk pagelaran seni Aceh punya taman Budaya dan gedung seni di seluruh kabupaten. Tinggal anak mudanya sekarang, mau kerja apa tidak? Coba tanya lagi anak Aceh yang kakak wawancara, dia bisa seni apa, biar kami tunjukkan, kemana dia bisa mentas. tapi kan gak boleh larut malam juga, dan dipisahkan cewek dan cowok kan biar aman dunia ini, tak ada anak haram, perselingkuhan dan pelakor kayak dikota-kota besar lain, Aceh biarlah aman dengan syariat, jangan diganggu-gugat dengan paham liberal, sekuler dan keduniaan lain, fokus hidup bersyariat adalah akhirat, bukan dunia yang fana sementara ini.
Biarlah orang Aceh berkarya menurut pendapatnya sendiri, tak perlu disamakan dengan kota-kota besar di Indonesia yang hedonis, disini kaya miskin kami kadang duduk di warung kopi yang kopinya enak tanpa perbedaan.
Posted from my blog with SteemPress : https://riodejaksiuroe.knpipidie.or.id/gagal-paham-tirto-id-tentang-aceh/
omakkkk dah sama rputasi kita hahhahaha #komendiluarkonteks
Wah,.. tidak terduga ya? haha
Mantablah Aceh
Tumben bahasannya serius. Bukan duarius... Apalagi dua Lipa.
Viar ilmiah sedikit haha
Udah lama gk main di steemit.
Gara2 tulisan rio ini, awak hadir kembali. Komen sikit jee..
Nulis lagi lah Adinda Ferhat..Kami Rindu tulisannya abang
Kayaknya bang Rio jumpain kakak itu dan ajak keliling Leuser😆
Ya .biar APA sikit Kakak tu
Saya suka tulisan ini. Suatu pembelaan masuk akal dan logis.. mari positif kan Aceh dengan tulisan berkualitas seperti ini
Makasih Bang Arif.. pokoke Kita jangan diam kalau Ada kemungkaran..hehe
Kawinin aja si kakak tu bang.. Biar tau dia kek mana Aceh kan..
Kawanin boleh lah
Sepertinya reporternya kurang piknik aduen heheh. Begitulah wajah Aceh di media.
Posted using Partiko Android
ya, kadang pegawai kantoran... libur harus ambil cuti
Hahha, ajak ke aceh bang. Kasih kopi biar gak mabuk air putih
Posted using Partiko Android
Merdekaaa
Reporternya salah pake kacamata. Hehe
betull
Muantap tulisannya. Nyan chap🖒
Sekalipun saya belum membaca tulisan tirto.id lansung, yang namun soalan ini sudah pernah saya dengar sebelumnya yaitu "seni tidak ada tempat di aceh" dari salah satu surat kabar elektronik kalau saya tidak salah ingat. Menurut saya pendapat terhadap kutipan tersebut itu keliru dan salah kaprah. Saya setuju dengan tulisan ini. Nyan chap 🖒 @riodejaksiuroe
Posted using Partiko Android
Merdekaaaa broo, salam untuk mirna.. 💃💃
Posted using Partiko Android
Merdekaaaaaaaaaa!!! 😎 salam kopi mirna 😅
Posted using Partiko Android
Ketika Rio nulis seserius ini 😀
kadang ada orang, tak bisa diajak bercanda..hhaha
Luar biasa. Tulisan bernas. Pencerahan bagi sesiapa yang selama ini melihat Aceh dari sudut pandang yang keliru.
True.. terimakasih abang
Sudah bosan hidup di Aceh, pue lom bak tempat jen beoh anuek, kametamah meukareluep lom sang pikiran gonyan...
Payah transfer u planet laen sang😃
Posted using Partiko Android
haha.. Mars belum layak hidup...