EVERYDAY LIFE
Everyday merupakan adjective yang bermakna “daily” (harian, sehari-hari).
Life merupakan kehidupan, Life merupakan suatu bentuk kata benda, Life memiliki arti kehidupan, namun tak hanya kehidupan saja yag menjadi arti dari kata life.
Dalam kehidupan sehari-hari kita menemukan berbagai macam pertanyaan yang muncul baik itu yang terpikirkan oleh kita maupun yang sebenarnya tidak pernah kita pikirkan. Berbagai aktivitas yang kita lakukan memiliki berbagai macam persoalan-persoalan yang acap kali muncul dalam setiap tindakan yang kita lakukan. Berfilsafat pun dapat diartikan bertanya-tanya disertai rasa heran. Dalam konteks yang ada, filsafat berperan sebagai hasil dari rasa heran terhadap apa yang menjadi pertanyaan yang akan kita lontarkan. Namun, berfilsafat pada kenyataannya pun tidak hanya mempertanyakan sesuatu yang dilihat, maupun dialami secara harfiah saja. Ada bagian-bagian atau waktu dimana pertanyaan-pertanyaan yang ada memiliki kualitas terhadap hidup itu sendiri.
Dengan kita bertanya-tanya dalam dunia filsafat, sebenarnya kita justru bukan menjadi jauh dengan apa yang kita pertanyakan. Kita menjadi semakin intim dengan hal yang kita pertanyakan itu. Manusia sendirilah yang masuk, serta terlibat dalam permasalahan yang terjadi didalamnya. Kekuatan inilah yang membuat filsafat seakan-akan mempersatukan dimensi manusia sebagai subjek dengan permasalahan yang ada sebagai objek
Ekspresi Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mengekspresikan diri bergantung pada situasi psikologis yang bersangkutan dalam menghadapi berbagai masalah. Ekspresi diri manusia secara umum berbeda cara dan ungkapnannya. Ungkapan ekspresi di dalam tari lebih cenderung dimanipulasi atau sering disebut distilisasi.
Perbedaan ekspresi diri secara langsung dan ekspresi tari berhubungan terletak pada perubahan psikologis pembawaan suatu karakter. Ungkapan penghayatan ekspresi diri terletak pada perbedaan ekspresi sehari-hari lebih vulgar. Sebagai ilustrasi, marah, sedih, dan senyum dalam kehidupan sehari-hari dapat diekspresikan dengan berbagai cara sesuai kepekaan diri di dalam melakukan luapan kemarahan dan rasa senyum. Dalam tari semua ungkapan yang diperagakan harus distilisasi/didistorsi, sehingga wujud ungkapannya menjadi berbeda dengan keadaan sehari-hari. Di sinilah letak pembeda cara menghayati sebuah ungkapan ekspresi diri dan penghayatan karakter dalam seni maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Ekspresi dalam tari lebih merupakan daya ungkap melalui tubuh ke dalam aktivitas pengalaman seseorang yang selanjutnya dikomunikasikan kepada penonton/pengamat menjadi bentuk gerakan jiwa, kehendak, emosi atas penghayatan peran yang dilakukan. Dengan demikian daya penggerak diri penari ikut menentukan penghayatan jiwa ke dalam greget (dorongan perasaan, desakan jiwa, ekspresi jiwa dalam bentuk tari yang terkendali).
Setiap individu mempunyai misi yang ingin dicapai, begitupun yang disampaikan oleh steven strong bahwa terdapat 7 misi yaitu:
• Religion (agama).
• Education (pendidikan)
• Succeeding (meraih sukses)
• Productive (produktif)
• Exercise (olah raga)
• Caring (Memperdulikan orang lain)
• Truthful (jujur).
Selain itu, bersosialisasi dengan orang lain juga diperlukan dalam menjalani kehidupan sehari hari karena manusia adalah makhluk sosial. Jadi, manusia tidak dapat hidup sendirian, manusia memerlukan makhluk hidup yang lain. Adanya hubungan simbiosis mutualisme sangat diperlukan karena hubungan timbal balik yang saling menguntungkan ini adalah salah satu cara manusia menjalani kehidupan nya.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://prastinipras.wordpress.com/unsur-unsur-seni-tari/
nice,,, nice,,, nice,,, i love it
KhemOn baby,
nice,,, nice,,, nice,,, i love it
sungguh artikel yang sangat berbobot !! XD XD XD
Kreativitas tanpa batas,