Almarhum Ayah telah mengajarkan dan memperlihatkan bagaimana seharusnya laki-laki yang notabenenya seorang kepala keluarga bertanggung jawab terhadap keluarganya. Kami sering bercerita tentang ayah yang kegigihan dan keuletannya dalam mencari nafkah patut kami acungi jempol. Ia kesampingkan semua rasa malu dan gengsi demi memenuhi kebutuhan primer keluarganya.
Di depan kami anak-anaknya, ayah tidak pernah mengatakan "tidak punya uang". Lalu bagaimana beliau menyiasati permintaan kami yang perlu dipenuhi segera semisal untuk membeli buku atau kebutuhan sekolah saat ia sedang tidak punya uang. "Kapan terakhir bayar/beli? Jangan sekarang ya, besok atau lusa kita beli."
Ayah juga selalu membiasakan kami untuk berpantas-pantas dengan apa yang kami punyai. Jangan terlalu banyak gaya dengan mengandalkan barang-barang milik orang lain. Tak pernah kulihat ayah berkeluh kesah, mengatakan lelah, atau mengatakan sesuatu yang membuat kami resah hati.
Saat konflik tahun 1999, saat itu saya baru tamat SMP, dan karena mamak saat itu sedang menjenguk kakek di Bireuen, jadilah ke mana ayah pergi saya dibawa. Saat itu ayah punya mobil Chevrolet yang digunakan untuk mengangkut barang-barang milik warga yang mengungsi ke desa lain.
Suatu ketika saat saya akan masuk SMA, saya pergi menjahit seragam dan berbelanja kebutuhan sekolah dengan ayah. Saya ingat sekali, saat itu kami berbelanja di toko Ingin Maju di Idi Rayek. Ketika saya memilih-milih pulpen, ayah memilihkan pulpen isi ulang dari metal berwarna perak. Pulpen itu bagus dan harganya saat itu belasan ribu. Kata ayah kepada pemilik toko: biar semangat dan rajin sekolahnya.
Kata Mamak, di antara kami berempat, sayalah yang paling mirip dengan ayah dalam hal sifat dan kebiasaan. Saya selalu bangga dengan pernyataan itu. Kata Mamak, ayah juga bisa memasak. Dulu waktu kami masih kecil-kecil, ayah sering membantu mamak di dapur, mengangkut air, dan membantu pekerjaan lainnya. Barulah setelah saya dan adik besar kami yang menggantikan peran membantu ibu di rumah seperti mencuci piring, memasak nasi, atau merebus air.
Wahai laki-laki, jadilah seorang ayah yang berkesan bagi anak perempuannya.