Saya ingat beliau pernah mengatakan, “Jangan mudah percaya dengan orang lain, meskipun dia adalah sahabat karib kita”. Saya menanggapi, “Mengapa? Bukankah kita tidak boleh buruk sangka terhadap orang lain, apalagi dia sahabat kita.” Lalu dia kembali berkata,”Benar, tetapi ada batasan yang harus kita jaga. Sekalipun dia sahabat kita, jangan ceritakan tentang kita, keluarga, bahkan tentang ide dan masalah hati. Karena belum tentu dia setia dan baik dengan kita. Ada baiknya kita waspada, menelusuri tingkah seseorang.”
Meskipun bingung, saya mencoba menelaah dan mengalisa apa yang sebenarnya beliau maksud. Beliau adalah Bapak yang sangat saya cintai. Menjadi anak dan memiliki beliau adalah anugerah yang sangat istimewa yang Allah berikan. Memang, kita semua pasti sangat mencintai orang tua kita. Dan itulah kekayaan yang sangat berharga yang kita miliki.
Bapak selalu menasehati dan membimbing kami. Beliau mewajibkan saya dan @akbarrafs makan bersama disaat pagi dan malam. Mengapa? “Sarapan pagi dan makan malam adalah waktu dimana keluarga harus berkumpul. Disaat itulah kita berdiskusi, bercanda dan bercerita.” Begitulah jawaban beliau. Saya dan @akbarrafs suka bertanya tentang sejarah, silsilah keluarga bahkan masa muda beliau.
Banyak tawa dan canda ketika beliau mulai bernostalgia. Nasehat demi nasehat, syair demi sayair dan pantun demi pantun beliau ucapkan. Masih sangat kuat melekat dalam ingatan akan kebersamaan itu.
“Jangan mudah percaya dengan orang lain”, kalimat itulah salah satu nasehat yang saya pegang. Setelah masalah demi masalah saya lalui, baru saya sadar ternyata apa yang beliau katakan semuanya benar. Ada batasan yang harus kita jaga.
Memang benar kita perlu teman untuk mencurahkan isi hati, masalah dan keluh kesah, namun tidak semua orang bisa kita percaya. Bisa jadi mereka akan menikam kita dari belakang. (pengalaman pribadi)
Benar seperti yang @akbarrafs tulis dalam postingannya https://steemit.com/story/@akbarrafs/dalam-ingatan-hari-hari-bersama-bapak bahwa bapak adalah seorang pekerja keras, bersahaja dan idola semua orang. Terutama penumpang yang selalu berlangganan ke Banda Aceh. Kata mereka, bapak adalah orang yang ramah, dermawan, easy going, dan yang penting kalau menumpang dengan mobil bapak, mereka jarang mabuk.
Namun, di penghujung tahun 2015, penumpang langganan beliau harus mecari tumpangan lain karena bapak tidak bisa lagi bekerja. Penyakit ginjalnya membuat beliau harus berhenti dari pekerjaan sebagai sopir. Biarpun demikian, bapak bukan orang yang bisa duduk diam dirumah tanpa mengerjakan apa-apa.
Tulisan ini dibuat menanggapi permintaan @akbarrafs dalam postingannya......https://steemit.com/story/@akbarrafs/dalam-ingatan-hari-hari-bersama-bapak
Semoga Allah ampuni segala dosa dan ditempatkan bersama syuhada dan orang-orang shalih
Amin
Allahumma firlahu warhamhu