Di ketinggian bukit tandus dan berbatu sebuah lembah menghampar hijau. Lebih dua ribu pohon kurma ditanam. Di tengahnya sebuah café dibuka untuk umum. Setiap pengunjung bisa menikmati ranumnya kurma muda di café tersebut.
Itulah pesona Lembah Barbate, destinasi wisata baru di Aceh Besar. Para pengunjung ke sana juga berasal dari luar negeri, kebanyakan dari negeri jiran Malaysia. Para pengunjung rata-rata tertarik untuk melihat pohon kurma yang tumbuh subur di Aceh.
Untuk menuju ke perkebunan kurma Lembah Barbate, butuh waktu sekitar satu jam berkendaraan dari pusat Kota Banda Aceh ke arah timur, atau hanya sekitar setengah jam dari Bandar Udara (Bandara) Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar.
Kurma yang sudah berbuah di lembah Barbate Foto
Dari Bandara Sultan Iskandar Muda para pengunjung bisa melewati jalan simpang empat di sisi kiri bandara. Dari sisi bandara terus ke arah timur, setelah menaiki beberapa tanjakan bukit, kita bisa melihat hamparan kebun kurma yang menghijau, itulah Lembah Barbate.
Wisata ke kebun kurma Lembah Barbate ini sempat ditutup akibat wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang telah menjadi pandemik global. Penutupan dilakukan untuk menghindari penularan virus corona dari pengunjung yang berasal dari luar negeri. Tapi, kini kebun kurma pertama di Aceh itu sudah dibuka kembali.
Dari gerbang kebun kita bisa masuk ke dalam menyusuri jalan yang kiri kanan berjejer pohon kurma. Tak jauh dari gerbang sebuah bangunan berdiri menjulang di atas bukit, bangunan yang mirip vila itu sering dijadikan para pengunjung sebagai tempat untuk foto bersama.
Meski suasana lembah itu agak panas, tapi hembusan angin yang sepoi-sepoi membuat siapa saja yang berkunjung betah berlama-lama di sana. Apa lagi café di kebun itu menyediakan buah kurma muda untuk dikonsumsi oleh siapa saja yang berminat. Sesuatu yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Untuk membawa pulang satu kilogram kurma muda dari kebun ini, Anda harus membayarnya hingga Rp400 ribu. Selain bisa bersantai di vila tengah kebun, para pengunjung juga bisa menjelajahi kebun dengan naik kuda, Anda cukup membayar biaya sewa kuda Rp25.000 per orang.
Seperti pada, Minggu, 7 Juni 2020 kemarin, banyak wisatawan lokal dan luar Aceh Besar yang berkunjung ke sana. Salah satunya Nurmaliana dari Kabupaten Pidie. Ia datang dengan menggunakan mobil pribadi dari Kota Sigli, ibu kota Kabupaten Pidie, tetangga Kabupaten Aceh Besar di bagian timur.
Nurmaliana mengatakan sebelum berangkat sudah menyiapkan berbagai bekal, termasuk makanan yang dimasak sendiri untuk dikonsumsi di objek wisata kebun kurma Lembah Barbate. Perempuan setengah baya itu juga mengaku tertarik ke sana untuk menikmati buah kurma muda di café di tengah kebun kurma Lembah Barbate.
Kurma yang masih hijau di Lembah Barbate Foto
Kebun kurma lembah Barbate ini mulai dibuka pada tahun 2015 lalu. Pembukaan kebun kurma ini dipelopori oleh Mahdi Muhammad seorang bankir pensiunan Bank Indonesia. Awalnya hanya dibuka 20 hektar saja dengan 2.000 batang pohon kurma, tapi kini telah menjadi 300 hektar lebih, setelah masyarakat sekitar juga mengikuti jejak Mahdi menanam kurma. Mereka membentuk Koperasi Petani Kurma Lembah Barbate.
Dalam hamparan luas kebun kurma Lembah Barbate itu, juga ada pemeliharaan domba yang leluasan memakan rumput. Domba-domba itu dilepaskan begitu saja untuk membersihkan gulma yang tumbuh diantara pohon-pohon kurma.
Di beberapa pohon kurma kita bisa melihat buah-buah kurma bergelantungan, ada yang masih hijau, ada yang sudah menguning, ada juga yang baru berbunga. Perkebunan kurma Lembah Barbate kini memang telah menjadi objek wisata baru, bukan hanya untuk Aceh Besar tapi juga bagi Provinsi Aceh. [**]